Mengintip Keindahan Ulos yang Dipadukan dengan Sutera Jepang di The Apurva Bali
Perlu diketahui, Torang Sitorus telah mempelajari keunikan ulos selama 25 tahun, di mana inovasi dan sustainability terpancar dari setiap tenunannya yang menggunakan benang 'katun sutera bemberg' dari Jepang, yang berasal dari biji kapas. Sementara, beragam warna-warna cerah yang tersedia dihasilkan dari pewarna kain alami yang berasal dari daun jolawe, kayu secang, kayu nangka, ekstrak daun, indigo, serat mahoni, dan gambir.
Belum lama ini, secara tidak sengaja Torang menemukan serangkaian warna yang lebih lembut untuk ulos ketika bereksperimen dengan air sisa pencelupan benang bemberg dengan warna ulos pada umumnya. Warna-warna lembut hasil eksperimennya menjadi warna tambahan untuk warna Ulos pada umumnya, atau disebut marhilong, yang biasanya dikenakan ketika upacara tradisional seperti pernikahan.
"Koleksi Ulos dengan warna-warna baru yang lebih lembut ini banyak digemari para kolektor dan penggemar tekstil Indonesia. Meskipun warna Ulos kini telah bertambah, saya komitmen untuk melestarikan keaslian motif ulos seperti garis, kotak, zig-zag, dan pucuk rebung," kata Torang Sitorus.
Pameran koleksi ulos hasil karya Torang sebelumnya telah diselenggarakan di Medan, Jakarta, dan The Apurva Kempinski Bali, di mana pameran-pameran tersebut mendapatkan respons positif dari publik, terutama dari komunitas ekspatriat Jepang.
Sambutan yang luar biasa tersebut memicu kolaborasi lintas budaya di mana koleksi Torang telah menginspirasi seorang pengusaha tekstil asal Jepang untuk menggunakan kain Ulos sebagai bahan utama untuk membuat koleksi Kimono. "Saya merasa sangat terhormat dapat mempersembahkan koleksi di The Apurva Kempinski Bali, sebagai bagian dari perayaan 'Powerful Indonesia Festival," kata Torang.
Editor: Vien Dimyati