Menjelajahi Pulau Nusakambangan, Ada Hutan Tropis hingga Pantai Pasir Putih nan Eksotis
JAKARTA, iNews.id - Pulau Nusa Kambangan banyak dikenal sebagai tempat tahanan berkeamanan tinggi di Indonesia. Letaknya di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Ya, sesuai dengan namanya, pulau ini hanya dihuni oleh para narapidana dan petugas Lembaga Pemasyarakatan, Nusakambangan. Kendati dikenal sebagai tempat yang dikembangkan bukan untuk tujuan pariwisata, pulau ini nyatanya menyimpan potensi dan daya tarik tersendiri.
Bahkan, keindahannya tak kalah dengan pulau-pulau yang ada di sekitarnya. Pulau Kecil ini ada di sebelah Selatan Cilacap, memanjang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 36 kilometer dengan lebar antara 4-6 kilometer dengan luas keseluruhan 21.000 hektare.
Pulau Nusakambangan sudah dipergunakan untuk penjara sejak tahun 1905. Saat itu yang ditawan di Pulau Nusakambangan adalah mereka yang berpangkat kolonel hingga prajurit penembak kelas III.
Penasaran ingin tahu seperti apa keindahan tersembunyi di Nusa Kambangan yang belum diketahui banyak orang? Berikut ulasannya dirangkum pada Kamis (30/3/2023).
Diketahui, pemerintah Kabupaten Cilacap hanya mengelola beberapa gua di Pulau Nusakambangan sebagai objek wisata. Pulau Nusakambangan juga memiliki beberapa objek wisata, seperti wisata religius, dan juga ekowisata hutan tropis. Selain itu ada pula penjualan suvenir berupa batu-batu akik di tempat-tempat wisata di Pulau Nusakambangan, yang dilakukan oleh para napi.
Beberapa pemandu wisata di pulau ini juga merupakan napi di Nusakambangan. Saat pertama kali menginjakkan kaki di pulau ini, wisatawan akan merasakan alaminya udara yang sejuk dan menyegarkan. Pepohonan dan vegetasi hijau lainnya tumbuh begitu subur. Salah satunya, saat menuju ke pantai Pasir Putih Karangpandan, pengunjung akan melalui hutan yang di atas pohonnya banyak dijumpai tempat tinggal kawanan monyet.
Pulau Nusa Kambangan telah dijadikan sebagai pulau tahanan sejak zaman kolonial Belanda di Indonesia. Di mana pada zaman itu, pulau ini dijadikan sebagai tempat penampungan tahanan Belanda untuk dipekerjakan di perkebunan Karet. Penggunaan tenaga narapidana inilah, yang menjadikan dasar dibangunnya beberapa penjara di Pulau Nusakambangan dan masih ada hingga saat ini.