Misteri Penjara Bawah Tanah Museum Fatahillah, Seram Masih Terdengar Lonceng Kematian
Sejarah
Museum bersejarah ini memiliki luas bangunan lebih dar 1.300 meter persegi dan berdiri kokoh dan diresmikan pada tahun 1710 di era pada masa pemerintahan Gubernur jendral Belanda bernama Abraham Van Riebeeck.
Sebenarnya bangunan tersebut sudah ada sejak era 1620 saat pemerintahan Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen. Akan tetapi gedung ini pernah anjlok dikarenakan konstruksi tanah yang labil sehingga dilakukan renovasi dan kemudian di resmikan. Bangunan ini menyimpan sekitar 23.500 koleksi barang bersejarah dan beberapa bangunan yang terbagi menjadi beberapa ruangan, di antaranya bangunan utama pada di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang diperuntukan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Misteri Penjara Bawah Tanah
Penjara di museum Fatahillah ini menyimpan banyak sekali misteri mistis yang terkandung di dalamnya. Konon pada masa pemerintahan Belanda, museum ini merupakan tempat pembantaian massal, hukuman mati dan juga hukuman gantung ribuan orang suku Tionghoa dan seorang pemberontak bernama Pieter Erberveld beserta rekan-rekannya.
Tak hanya itu saja penjara tersebut terdapat rantai berupa batu yang berbentuk bulat, besar dan berat. Konon baru ini merupakan borgol untuk para tahan baik pria ataupun wanita dengan tujuan membatasi pegerakan para tahanan. Ketika air laut pasang maka air akan memasuki penjara bawah tanah tersebut dan menenggelamkan para tahanan.
Kabarnya pejuang Indonesia yaitu Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien juga tertangkap dan ditahan pada penjara bawah tanah museum Fatahillah dalam jangka waktu lama. Masih banyak lagi kisah kelam yang keji pada penjara Museum Fatahillah sejak era pemerintahan Belanda.