Pariwisata Indonesia Bangkit, Angela Tanoesoedibjo: Anggaran PEN Diperluas bagi Nakes
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus melaksanakan reaktivasi industri pariwisata. Melalui anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kemenparekraf memperluas program untuk membangkitkan pariwisata Indonesia. Salah satunya dengan mendukung akomodasi para Tenaga Kesehatan (Nakes) yang berada di garda terdepan.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo mengatakan, ini merupakan perluasan program dari tahun lalu yang diperbesar pada 2021, dengan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) total Rp298 miliar. Program ini dirancang untuk membantu industri pariwisata yang sangat terdampak pandemi. Selain itu program ini sekaligus membantu akomodasi para nakes yang berada di garda terdepan.
"Jadi program untuk nakes ini kami menyiapkan hotel yang lokasinya juga dekat dengan rumah sakit dan sudah didiskusikan dengan rumah sakit. Kemudian, transportasi, makan, minum, laundry juga disiapkan," kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, dikutip melalui Seputar iNews Siang, Rabu (22/9/2021).
Menurut Angela, ada banyak kendala di lapangan yang dihadapi para nakes. Mulai dari rumahnya jauh, ada juga nakes yang tinggal bersama dengan keluarga (orangtua) dengan kondisi fisik yang rentan. Program ini diharapkan dapat membantu nakes sekaligus membantu industri pariwisata yang sangat terdampak.
Angela menambahkan, saat ini program dari PEN sudah berjalan di Jawa dan Bali. Apalagi kondisi Jawa-Bali beberapa waktu lalu sempat mengalami kasus Covid-19 yang tinggi. Program ini dilakukan di Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali.
"Secara akumulasi, kami telah memberikan dukungan kepada 40 rumah sakit dengan lebih dari 4.370 tenaga kesehatan, dan dukungan ini terus kami sesuaikan dengan kondisi pandemi di lapangan dan juga permintaan," ujar Angela.
Perluasan luar Pulau Jawa dan Bali
Angela mengatakan, program Kemenparekraf ini juga akan mendukung perluasan di luar Pulau Jawa dan Bali. Tentunya juga akan berkoordinasi dengan Kemenkes, Dinpar Provinsi, Dinkes Provinsi untuk memberikan data rumah sakit yang membutuhkan dukungan.
"Kami sekarang sudah membuka channel langsung. Jadi, para rumah sakit yang resmi menangani pasien Covid-19 bisa secara langsung menghubungi Kemenparekraf untuk berkoordinasi. Informasi ini semua bisa didapatkan di media sosial kami," katanya.
Dampak Sektor Pariwisata
Angela mengatakan, sejak tahun lalu program Kemenparekraf ini mengalami feedback positif, baik itu dari nakes maupun industri pariwisata. Maka dari itu, tahun ini program diperluas lagi sesuai kebutuhan yang ada di lapangan.
Menurut Angela, program ini selain membantu nakes, tapi juga membantu teman-teman di perhotelan, transportasi pariwisata, makan-minum, laundry.
"Mereka bisa mendapatkan pemasukan di tengah pandemi, sehingga mereka bisa tetap mempekerjakan dan membayar upah karyawan-karyawannya. Mereka juga setidaknya bisa membayar biaya minimum operasional mereka. Jadi, mereka tidak harus menutup usahanya," ujarnya.
Angela berharap, sektor pariwisata sebelum pandemi menyumbang devisa kedua terbesar untuk Indonesia dan memberikan belasan juta lapangan pekerjaan bisa kembali pulih dan bangkit.
"Kita juga sudah melihat berdasarkan data penanganan Covid-19 yang sudah lebih baik, Kemenparekraf juga sudah melakukan uji coba pembukaan hotel, restoran, kafe, tempat wisata, bioskop, dengan platform pedulilindungi, sebagai platform skrining, tracing, tracking, dan kita mendapatkan hasil yang sudah baik. Bahwa ada kepatuhan yang cukup tinggi, rata-rata prokes di atas 90%," ujarnya.
Dia berharap program ini bisa terus dilanjutkan dengan konsistensi dan komitmen, serta gotong royong oleh seluruh elemen masyarakat, seluruh pelaku usaha, pekerja, media, dan tentunya pemerintah.
"Tujuannya supaya kita bisa terus dukung upaya vaksinasi khususnya untuk lansia karena masih rendah tingkat vaksinasinya. Kita juga terus disiplin taat prosedur prokes, pakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak walaupun level ppkm sudah turun, walau kita sudah divaksin, kita tetap harus disiplin," kata Angela.
Jadi, lanjut Angela, kalau peduli dengan pariwisata, mari disiplin dalam prokes dan kalau perlu jadikan ini lifestyle. "Jadi, prokes itu bukan jadi beban tetapi kebiasaan yang baik untuk kita dan sesama. Pariwisata bisa bangkit kalau pandemi bisa ditangani, dan pandemi bisa ditangani dengan kesadaran dan kerja sama kita semua," tutur Angela.
Editor: Vien Dimyati