Pelaku Kreatif Promosikan Seni lewat Kuliah Post Human and Art
Sementara itu, Unhappy Circuit, seorang seniman Korea yang memberikan materi seri kuliah pertama menyatakan dirinya menyukai science fiction yang sebelumnya hanya dianggap imajinasi tontonan atau bacaan saja. Kini manusia hidup pada saat sains fiksi itu nyata.
"Oleh karena itu saya merasa apa yang dilihat pada saat saya kecil bisa diekspresikan melalui karya seni. Saat ini saya sangat tertarik pada tema hubungan manusia dengan semesta. Melalui karya, saya berharap dapat memperluas pemahaman akan kemanusiaan dan peradaban manusia," kata Unhappy Circuit saat presentasi kuliah.
"Kadang saya bertanya pada diri sendiri mengapa saya terus membuat karya seperti ini. Saya sangat senang mendapat kesempatan untuk berbagi kepada Anda semua seperti hari ini, sehingga saya merasa yang saya lakukan juga bermanfaat bagi orang lain," kata Unhappy.
Dia berharap dengan ini dapat mendorong seniman muda dan mahasiswa seni Indonesia termotivasi untuk berkreasi. Mahasiswa seni dapat membuat karya yang didasarkan pada konvergensi berbagai disiplin ilmu, seperti seni, astronomi, biologi, ilmu data, dan linguistik.
Bob Edrian, seorang kurator dan penulis yang memoderatori acara melihat gagasan Post Human diwakili oleh rangkaian karya seniman mulai dari musik, kecerdasan buatan, hingga pesan interstellar.
"Kita juga melihat bagaimana kemungkinan seni dan teknologi bergabung bisa menghasilkan banyak varian baru. Seni bisa memicu manusia untuk berpikir dengan perspektif yang lain," katanya.
Sementara, pihak penyelenggara Arcolabs, Evelyn berharap seri kuliah hari ini dapat memotivasi seniman, mahasiswa, dan semua yang hadir untuk terus berkreasi dan berkarya. Selain itu juga dapat mengkaji arus global praktik seni media baru yang mengejar kecenderungan baru menuju estetika pasca-manusia.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam bahasa Korea dan Indonesia dengan penerjemah dan para peserta pun mendapatkan sertifikat elektronik.
Editor: Vien Dimyati