Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pramono bakal Bangun Ekosistem Seni-Budaya di Taman Ismail Marzuki, Gandeng IKJ
Advertisement . Scroll to see content

Pelestarian Seni dan Budaya melalui Made in Cirebon Rangkul Seniman hingga Pelajar

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 22:59:00 WIB
Pelestarian Seni dan Budaya melalui Made in Cirebon Rangkul Seniman hingga Pelajar
Pelestarian seni dan budaya Cirebon (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

Pada proyek ini, lanjut Yujin Hong, Kaces melanjutkan kerja sama dengan Arcolabs – Center for Art and Community Management sebagai mitra lokal yang menyelenggarakan proyek di Indonesia. 

Dalam riset yang telah dilakukan sebelumnya, Arcolabs menemukan adanya tantangan genting yang dihadapi oleh pendidikan seni dan budaya di Indonesia, termasuk alokasi jam pembelajaran yang kurang dan bidang keahlian guru. 

Meski telah ada sejumlah upaya pendidikan seni alternatif yang dicetuskan oleh swasta atau kolektif seniman dan pemerintah, upaya-upaya independen ini masih perlu dikaji lebih jauh terkait efektivitas materi dan dampaknya kepada siswa. Made in Cirebon berusaha untuk mencari solusi dari tantangan ini lewat kurikulum yang sudah ada.

Direktur Arcolabs, Jeong Ok Jeon, menyatakan, tujuan ini diterjemahkan lewat fokus program pada kolaborasi dengan seniman lokal melalui model pembelajaran terintegrasi. Untuk memberikan pembelajaran yang komprehensif, kelas-kelas seni ini dikembangkan dengan menggabungkan seni media baru, alam dan pengetahuan lingkungan, budaya dan tradisi lokal, musik, seni, sastra, sains dan seni performans. 

"Melalui pendekatan multidisipliner ini, peserta juga bisa memperdalam minat mereka di bidang seni dan budaya, memperluas pengetahuan mereka akan dunia dengan tetap membuka diri untuk mencari solusi terhadap permasalahan komunitas,” ujar Jeong Ok Jeon.

Dengan program yang kembali dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, tema proyek di tahun ini adalah “Trust and Growth” yang berusaha memusatkan perhatian pada kesempatan-kesempatan untuk terhubung kembali, membangun dan mempertahankan rasa percaya, di tengah mobilitas yang serba terbatas untuk bisa mencapai perkembangan diri baik secara personal maupun profesional.

Sementara itu,  Nico Broer, pendiri Sinau Art menyatakan, menjalankan program ini di tengah situasi pandemi memang menantang, apalagi karena di tahun ini melibatkan lebih banyak siswa dan guru. 

"Berhubung ini adalah tahun kedua, kami lebih percaya diri dibandingkan tahun lalu, tetapi di saat yang sama ada banyak sekali pembelajaran baru tidak hanya terkait eksplorasi teknik atau medium, tetapi juga tentang budaya dan komunitas lain,” ujarnya.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut