Petualangan Antimainstream ke Desa Wae Rebo, Surga di Atas Awan yang Menawan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno pernah merasakan betapa beratnya mencapai desa ini saat melakukan visitasi.
“Untuk sampai ke desa indah ini, dicapai dengan penuh perjuangan. Ini adalah desa wisata yang betul-betul berat perjuangannya untuk mencapai, karena kita bukan hanya 4-5 jam naik di mobil tapi kita harus hiking sejauh lima kilometer di bebatuan dan jalan setapak yang licin,” ujar Sandiaga Uno yang dikutip dari Okezone.com.
Daya tarik wisata yang anti-mainstream
Rumah adat Mbaru Niang di Desa Wae Rebo dianggap sebagai bangunan rumah langka yang berlokasi jauh di atas pegunungan. Rumah adat ini berbentuk layaknya lumbung kerucut dan hanya berjumlah tujuh buah saja.
Setiap rumah dihuni oleh 6-8 keluarga. Bangunan Mbaru Niang sendiri terdiri dari lima lantai beratapkan daun lontar dan ditutupi oleh ijuk-ijuk. Setiap wisatawan atau tamu yang datang akan dijamu di dalam Mbaru Niang yang disediakan khusus.
Jika Anda mengunjungi Wae Rebo, penduduk lokal akan menyuguhi Kopi Flores sebagai welcome drink di Mbaru Niang. Dan yang ingin bermalam, sudah disediakan selimut dan bantal seadanya di dalam Mbaru Niang.