Sandiaga Uno Sebut Pelaku Seni Indonesia Berlimpah, Siap Bersaing di Luar Negeri
JAKARTA, iNews.id - Industri kreatif Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan hingga mancanegara. Bahkan, industri kreatif Indonesia menduduki peringkat tiga besar dunia setelah Amerika Serikat dan Korea dari segi persentase terhadap PDB.
Oleh karena itu diperlukan dukungan dan fasilitas untuk mengembangkannya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, akan terus memfasilitasi perkembangan industri tersebut dengan membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kokoh dari hulu ke hilir.
"Dengan demikian, hal ini dapat mendorong para pelaku dan penggerak ekonomi kreatif untuk berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian negara," ujar Sandiaga Uno saat menghadiri secara virtual acara penghargaan 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia), Jumat (29/10/2021).
Sandiaga mengatakan, Indonesia memiliki SDM ekonomi kreatif yang berlimpah. Maka itu diperlukan ekosistem mengembangkan industri kreatif.
"Saya ke Korea, di sana ada perubahan dari gen z dan milenial, mereka mendominasi di Korea. Artinya kreativitas mereka digunakan secara optimal. Dengan memanfaatkan bonus demografi, Indonesia juga bisa. Punya talenta dan jangan disia-siakan. Maka itu perlu ada regulasi dan anak muda bisa dirangkul," kaya Sandiaga Uno.
Sandiaga juga mengapresiasi dengan diadakannya penghargaan 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia). Kegiatan seni ini dapat memberikan tempat bagi para seniman untuk berkarya.
Dalam kegiatan tersebut, UOB Indonesia menganugerahi penghargaan 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia) kepada Meliantha Muliawan atas karya seni berjudul Even After Death, The Departed Lives Life.
Dalam karya seninya, perupa berusia 29 tahun dari Pontianak, Kalimantan Barat ini mengingatkan masyarakat Indonesia akan ritual budaya Tionghoa membakar kertas joss.
Tradisi yang semakin terlupakan ini menjadi simbol akan bentuk penghormatan kepada para leluhur dan menjadi penanda akan adanya kehidupan dan kematian.
Meliantha Muliawan merupakan wanita pertama yang meraih penghargaan UOB Painting of the Year di Indonesia.
Menurutnya, budaya Tionghoa yang diwariskan secara turun temurun kini semakin jarang dipraktikkan. Dalam karya seninya, dia menciptakan replika porselen dan menggunakan bahan yang menyerupai kertas, seolah mengembalikan benda-benda yang pernah dimiliki nenek moyangnya sebagai upaya melestarikan tradisi budaya.
"Karya seni saya terinspirasi oleh pecahan porselen Dinasti Ming abad ke-15 yang ditemukan di Laut Jawa dan saya terima dari seorang teman. Saya pribadi mempraktikkan tradisi pembakaran kertas joss ini sebagai upaya mengirim barang-barang material kepada kerabat saya yang telah meninggal dunia dengan harapan mereka akan mendapat manfaat dari kehidupan akhirat yang bahagia dan sejahtera," ujar Meliantha Muliawan.
Sebagai perupa profesional, dia berharap dapat memahami dan mengingatkan orang lain mengenai akar sejarah. Melalui seni, dapat mewariskan tradisi dan membantu melestarikan warisan budaya sebagai upaya untuk menghormati leluhur.
Sebagai pemenang utama kompetisi 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia) ini, Meliantha Muliawan memeroleh hadiah uang tunai sebesar Rp250 juta. Karya seninya akan dikompetisikan dengan karya seni para pemenang dari Malaysia, Singapura dan Thailand dalam ajang UOB Southeast Asian Painting of the Year Award yang akan diumumkan secara daring pada 26 November 2021 di Singapura.
Karya Meliantha Muliawan telah berhasil memikat para juri yang terdiri dari ahli seni dan kurator ternama di Indonesia. Mereka adalah Agung Hujatnikajennong, kurator independen dan dosen Institut Teknologi Bandung, Natasha Sidharta, kolektor seni, dan Mella Jaarsma, perupa kontemporer dan pendiri Institut Seni dan Masyarakat Cemeti.
Agung Hujatnikajennong mengatakan, dengan menggunakan teknik bordirnya pada tyvec, sang perupa telah menunjukkan gerakan konseptualnya yang kuat dalam melestarikan identitas budaya serta praktik tradisional yang kini telah menjadi ritual yang langka.
"Visualisasinya akan porselen dinasti kuno menjadi penanda akan pentingnya upaya melindungi jati diri kita, nilai-nilai, kepercayaan, serta tradisi yang memungkinkan kita memahami generasi sebelumnya dan sejarah dari mana mereka berasal," katanya.
Sementara dalam kategori Pendatang Baru, Chrisna Fernand yang berusia 28 tahun memenangkan penghargaan 2021 UOB Most Promising Artist of the Year untuk karya seni berjudul Leviathan (Raksasa).
Karya seni ini menyoroti urgensi untuk mendorong Indonesia dalam mengadopsi perekonomian rendah karbon melalui pemanfaatan energi terbarukan.
Hendra Gunawan, Presiden Direktur UOB Indonesia mengatakan sejak 2011, UOB Indonesia secara konsisten memberikan kontribusi bagi masyarakat, dengan membuka pikiran dan hati melalui seni, anak-anak dan pendidikan.
"Melalui ajang UOB Painting of the Year, UOB terus mendorong perupa untuk berbagi ide dan kreativitas mereka melalui seni dan menginspirasi pemikiran kritis di tengah masyarakat," ujarnya.
UOB Painting of the Year merupakan ajang yang memberikan lebih banyak peluang bagi perupa nasional di pentas seni regional dan internasional. Selama lebih dari satu dekade, dia telah membina, menemukan dan mendukung perupa dari seluruh Indonesia sehingga mereka dapat menyalurkan pemikiran kreatif mereka dan berbagi pengalaman melalui seni.
Editor: Vien Dimyati