Selebgram Anandito Hampir Meninggal karena Karbon Monoksida di Dieng
JAKARTA, iNews.id - Sebagai destinasi yang berada di dataran tinggi, Dieng memiliki pesona keindahan yang memukau. Setiap wisatawan yang berkunjung, selalu terpikat dengan keindahan Dieng.
Dataran tinggi Dieng adalah kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah. Tempat ini menjadi objek wisata favorit selebgram asal Bandung, Anandito.
Namun siapa sangka, Anandito memiliki pengalaman travelling tak terlupakan. Saat dia dan tiga orang temannya jalan-jalan ke Dieng, Jawa Tengah tahun lalu, Dito hampir meninggal karena keracunan.
Dito datang ke Dieng untuk ikut acara Dieng Culture Festival. Cuaca di Dieng saat itu sangat dingin. Dito bersama teman-temannya habis menonton konser Anji-Drive, lalu pulang ke homestay untuk istirahat. Di dalam home stay, Dito bersama kawan-kawannya menyalakan perapian.
”Malem itu kedinginan, jadi kita bawa perapian dengan kayu bakar di bawa ke rumah. Kami sambil bakar jagung di dalam rumah, tapi dibuka pintunya,” ungkap Dito kepada iNews.id, ketika berkunjung ke Gedung iNews Center, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Saat hendak tidur, Dito dan teman-temannya tidak mematikan perapian. Saat subuh, mereka bangun dan merasa sedikit pusing. Karena pusing, akhirnya kembali tidur. Saat pukul 07.00 mereka bangun dan kepala terasa semakin pusing, bahkan teman perempuan Dito tidak sadarkan diri.
“Udah gak sadarin diri, terus dibawa perapiannya ke dalam kamar biar hangat, terus kita kipas-kipas,” lanjut Dito.
Setelah tahu ada yang pingsan, warga heboh dan masuk ke dalam kamar. Setelah ditelusuri, penyebab temannya pingsan karena karbonmonoksida dari arang tersebut. Dito panik dan langsung membawa temannya ke Puskesmas terdekat.
"Kami gak tahu karena arangnya itu yang jadi masalah. Jadi banyak yang meninggal juga karena karbonmonoksida. Orang Korea juga meninggal kemarin gara-gara itu,” kata Dito.
Setelah kejadian itu, Dito dan teman-temannya menjadi bahan pembicaraan warga. Menurut Dito, saat bepergian jauh, sebaiknya mengajak teman yang sudah mmiliki pengalaman agar tidak terjadi hal seperti ini lagi. “Ya kalau ke mana-mana, khususnya yang gunung, minimal ada temen yang udah paham,” ujar Dito. Namun, Dito tidak menyesal atas kejadian yang menimpa dirinya dan temannya. Dia menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran yang berharga.
Editor: Vien Dimyati