Tarif Pungutan Wisman ke Bali akan Naik Jadi Rp500.000, Sandiaga Uno: Harus Dikaji secara Data!
JAKARTA, iNews.id - Belakangan ini ramai pemberitaan terkait rencana DPRD Bali akan menaikkan pungutan wisatawan mancanegara atau wisman menjadi 50 dolar AS atau Rp500.000 dari yang sebelumnya hanya 10 dolar AS atau Rp150.000. Dengan adanya wacana tersebut mendapatkan pro dan kontra, bahkan dinilai terlalu tinggi.
Banyak pihak yang khawatir, rencana kenaikan pungutan ini bisa berdampak terhadap minat kunjungan wisman ke Indonesia yang akan menurun.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, sebelum memutuskan untuk menaikkan pungutan biaya bagi wisman perlu dilakukan sejumlah kajian secara data. Salah satunya, dengan mempertimbangkan langkah apa saja yang telah dilakukan Indonesia dalam hal pemurnian atau kelestarian kebudayaan serta lingkungan.
Selanjutnya, Pemerintah bisa menerapkan kebijakan terkait kenaikan biaya pungutan bagi wisman yang berwisata di Indonesia. "Pendapat saya dan saya sudah bicara juga dengan rekan-rekan di Kemenparekraf, sebelum kita tingkatkan biayanya alangkah baiknya kita melakukan kajian secara data, apa saja yang sudah dilakukan untuk pemurnian kebudayaan atau kelestarian budaya dan juga menjaga lingkungan seperti penanganan sampah dan sebagainya,” ujar Sandiaga Uno saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (21/6/2024).
“Kan itu ide originalnya nanti itu apakah sudah tercapai, dan setelah kajian itu bisa dibuat dan diyakinkan, silakan nanti pemerintahan selanjutnya bisa mengambil kebijakan,” kata Sandiaga.
Terlebih, Sandiaga mengingatkan, posisi pariwisata Indonesia sudah masuk dalam 20 besar terbaik di dunia. Karena itu, dia berharap agar rencana kenaikan tarif pungutan wisman tersebut tidak berdampak negatif terhadap kualitas kunjungan dan pergerakan wisman di Tanah Air.
“Tapi saya perlu ingatkan, kita sekarang posisi pariwisatanya sekarang menembus 20 besar dunia, dianggap sebagai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” tuturnya.
“Jangan sampai nanti peningkatan kepariwisataan kita ini juga berdampak negatif terhadap kualitas kita, wisatawan kita, kunjungan wisatawan dan pergerakan wisatawan serta image dan narasi yang dimiliki oleh Bali dan Indonesia,” katanya.
Sandiaga justru berharap agar tarif 10 dolar AS yang diterapkan untuk wisman di Indonesia bisa meyakinkan mereka untuk mendapatkan pengalaman berwisata yang aman dan nyaman. Karena itu, pemerintah seharusnya dinilai fokus terhadap peningkatan kualitas pariwisata di Indonesia, dibanding dengan harus ‘mengotak-atik’ kebijakan yang menurutnya masih terlalu dini.
“Kita harus mampu meyakinkan wisatawan dengan membayar 10 dolar AS itu berwisata di Bali dan juga secara keseluruhan di Indonesia itu memberikan pengalaman yang aman, nyaman, menyenangkan, bersih, terus pariwisata berbasis budayanya dijaga,” kata Sandiaga.
“Dan itu tugas pertama kita sebelum kita mengutak-atik kebijakan yang belum berumur 6 bulan, masih sangat baru. Kalau kita ubah-ubah terus kebijakan kita, nanti tingkat kredibilitas Indonesia di mata stakeholders dan dunia akan dipertanyakan,” katanya.
Editor: Vien Dimyati