Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Di Balik Sunyi Puhsarang, Destinasi Religi Menyimpan Jejak Sejarah
Advertisement . Scroll to see content

Terungkap, Ini Makna Pohon Natal dan Sejarahnya di Berbagai Negara

Sabtu, 25 Desember 2021 - 18:42:00 WIB
Terungkap, Ini Makna Pohon Natal dan Sejarahnya di Berbagai Negara
Mengenal makna Natal (Foto: CNN)
Advertisement . Scroll to see content

Makna pohon Natal

Merangkum dari Britannica, penggunaan pohon cemara, serta karangan bunga lainnya, melambangkan kehidupan abadi. Ini adalah kebiasaan dan kepercayaan masyarakat Mesir kuno, China, dan Ibrani. 

Penyembahan pohon adalah hal yang umum bagi orang Eropa yang menunjukkan keselamatan dari pertobatan mereka menuju agama Kristen. Dalam kebiasaan Skandinavia mendekorasi rumah dan gudang dengan pohon cemara di Tahun Baru bertujuan untuk menakut-nakuti Iblis. Sementara, mereka juga memiliki kebiasaan untuk mendirikan pohon untuk burung selama Natal. 

Sejarah pohon Natal di Jerman

Kebiasaan ini juga diamati di Jerman. Masyarakat menempatkan pohon Yule di pintu masuk atau di dalam rumah selama liburan pertengahan musim dingin. Sementara, Pohon Natal modern berasal dari Jerman barat. 

Inspirasi utama tentang Pohon Natal ini berasal dari drama di abad pertengahan yang populer. Di mana drama tersebut mengisahkan tentang Adam dan Hawa yang disebut 'pohon surga'. Pohon cemara yang digantung dengan apel, mewakili Taman Eden. 

Masyarakat Jerman mendirikan pohon surga di rumah mereka pada 24 Desember, yang dianggap sebagai hari raya keagamaan Adam dan Hawa. Mereka akan menggantung wafer di atas pohon untuk melambangkan tuan rumah Ekaristi, tanda penebusan Kristen. 

Sepanjang perubahan tradisi, masyarakat kemudian mengganti wafer dan menggunakan kue dengan berbagai bentuk. Lilin yang menjadi simbol Kristus sebagai terang dunia juga sering ditambahkan. 

Pada ruangan yang sama dengan pohon surga, biasanya terdapat 'piramida Natal'. Ini adalah konstruksi segitiga dari kayu yang memiliki rak untuk menyimpan patung-patung Natal dan dihiasi dengan pohon cemara, lilin, dan bintang. 

Pada abad ke-16 piramida Natal dan pohon surga telah bergabung dan kini lebih dikenal sebagai pohon Natal. Kebiasaan itu tersebar luas di kalangan Lutheran Jerman pada abad ke-18. Tetapi baru pada abad berikutnya pohon Natal menjadi tradisi Jerman yang mengakar. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut