Viral Konser Lentera Festival Ricuh karena Penggelapan Dana, Sandiaga Uno: Coreng Nama Indonesia

JAKARTA, iNews.id - Viral konser Lentera Festival yang berlangsung di Tangerang berakhir ricuh. Konser tersebut berakhir anarkis usai beberapa pengisi acar seperti NDX AKA dan Guyon Waton batal tampil akibat dana yang dibawa kabur pihak panitia tak bertanggung jawab.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno buka suara terkait peristiwa ini. Dia sangat menyayangkan hal tersebut dan mengatakan kejadian ini bisa merusak nama baik Indonesia khususnya dalam menarik wisatawan.

Baca Juga

Menparekraf Sandiaga Uno Harap Sejarah Danau Limboto Dingkat jadi Film Pendek

"Karena ini terulang kembali promotor yang tidak capable di saat konser ini meningkat menjadi primadona dan daya tarik, malah mencoreng nama Indonesia,” kata Sandiaga Uno saat ditemui di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).

Sandiaga menegaskan, konser di Indonesia merupakan salah satu bentuk dari daya tarik wisatawan mancanegara dan tengah dimajukan oleh pemerintah. Kejadian ini tentu bisa mencoreng nama Indonesia sehingga perlu sanksi berat agar peristiwa serupa tak kembali terulang. 

Baca Juga

Unik, Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Pengembangan Kain Khas Karawo Mendunia

Sandiaga menjelaskan akan bekerja sama dengan dinas setempat untuk menangani permasalahan tersebut. "Saya akan berkoordinasi dengan dinas setempat untuk kroscek, memanggil, memberikan sanksi dan memfasilitasi agar tidak ada yang dirugikan,” kata Sandiaga.

“Jangan sampai image yang sedang baik, yang sedang dibangun oleh pemerintah justru dicoreng oleh event yang tidak terlalu besar, tapi dampaknya cukup luas,” katanya.

Baca Juga

Menparekaraf Sandiaga Uno Apresiasi East Java Fashion Harmony Kembali Masuk Dalam Deretan 110 KEN

Sebagai informasi, konser Lentera Festival berakhir ricuh usai sederet pengisi acara yang dijadwalkan manggung pada festival musik tersebut seperti NDX AKA dan Guyon Waton batal tampil. Diketahui dua grup musik itu gagal tampil akibat masalah administrasi dari pihak promotor.

Editor: Vien Dimyati