Viral! Penemuan Sumur Kuno Ajaib Bisa Sembuhkan Penyakit, Ternyata Ini Asal Usulnya

Hingga saat ini, sumur tersebut masih difungsikan. Bahkan, dapat menyembuhkan penyakit. “Pas kemarin waktu rame-ramenya markonah (Corona), itu dibuat pengobatan diambil orang airnya setiap hari,” katanya.

Baca Juga

Unik, Singgah ke Desa Ini Bisa Lihat Ular Bertapa yang Berubah Jadi Batu

Sumur kuno ini bukan tempat sembarangan. Sebelum membuat video di tempat sakral ini, Kuno Brono sudah meminta izin terlebih dahulu oleh para warga sekitar.

“Hawanya ini masih ter-ter saya ini, masih merinding. Daya gaibnya sangat kuat sekali,” ujar Kuno Brono yang merasa merinding ketika baru saja tiba di sumur ini.

Baca Juga

Unik, Buah Nanas Ini Berbentuk Mirip Kipas

“Jadi yang punya penyakit panu, kadas, kurap Insya Allah setelah mengambil air di sini itu bisa sembuh," katanya.

Sumur tua ini berada di bawah pepohonan besar, juga dikelilingi oleh bebatuan yang berbentuk lapisan. Tidak heran jika suasana di sini sangat asri dan dingin. Bukan hanya satu, Kuno Brono juga memperlihatkan beberapa sumur kecil yang ada di sekitarnya.

“Itu kok di dalamnya seperti ada percikan emas ya,” ujar Kuno Brono yang memperlihatkan air dalam sumur yang sangat jernih.

Ditemukan juga Yuyu, atau kepiting kecil di dalam air sumur yang jernih itu. Sumur kuno ini merupakan keajaiban alam. Lokasinya berada di atas bebatuan, tidak diketahui darimana sumber airnya, bahkan air di sini tidak pernah habis meskipun sering diambil warga.

“Tapi yang saya herankan ini posisinya itu berada di bebatuan, tapi kok bisa nyumber ya ini saya kaget ini.”

Tidak memiliki kedalaman yang terlalu dalam, sumur ini diperkirakan hanya setengah meter. Bukan hanya ada sumur, di sekitar sini juga ditemukan batuan seperti gua yang berada di bawah pohon.

Sumur kuno ini menjadi tempat sakral, tidak heran jika terdapat pohon yang diberi sarung untuk menandai ini tempat sakral. Di sini juga terdapat dupa yang sudah dibakar.

Bagaimana, penasaran ingin melihat sumur kuno yang dapat menyembuhkan penyakit ini?

Editor: Vien Dimyati