Viral, Wisatawan Keluhkan Tiket Masuk Air Terjun di Bali Harganya sampai Rp300.000
Dia mengaku sedih karena tujuan awalnya datang ke tempat tersebut adalah untuk mendukung komunitas lokal, namun setelah mengetahui harga tiket masuk yang dikenakan cukup mahal, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke salah satu air terjun populer di Bali ini.
Namun, warganet menjelaskan rute yang dilalui Deko adalah salah. Sebagian lainnya juga menuturkan jika untuk warga Bali perlu menunjukkan identitas berupa KTP agar tidak dikenakana biaya tinggi, tidak menggunakan turis juga jadi salah satu cara menurunkan harga tiket masuk.
"Itu bukan Sekumpul bro, jika pengen tau tepatnya Sekumpul dan resmi tiketnya cari di map Sekumpul waterfall official," tulis @Tourist village.
"Salah jalur tu kak btw saya asli Buleleng tau tempat air terjun yg bagus-bagus lagi heheh,” kata @abhieseptia14.
“Bukan itu official pointnya trus msk ke dalam. Cuma Rp250.000 setau saya yg long trip, itupun sudah termasuk instruktur yang memandu dan mendapatkan 3 air terjun,” kata @Putu.citos.
Perlu diketahui, Air Terjun Sekumpul adalah salah satu air terjun terindah di Bali. Letaknya tersembunyi di tengah hutan Buleleng, tepatnya di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. "Tentunya Sobat Pesona yang ingin menikmati panoramanya harus menapaki perjalanan yang cukup menguras tenaga. Tapi jangan khawatir, sesampainya di lokasi semua lelah akan terbayar dengan cantiknya Air Terjun Sekumpul," tulis Instagram@ pesona.indonesia.
"Kita akan disambut pemandangan dua air terjun yang mengalir jatuh dari ketinggian 100 meter. Tampak menawan dihiasi alam hijau nan asri. Suara deburan air yang jatuh dan udara sejuk menciptakan atmosfer sunyi nan tenang. Sangat tepat bila Sobat Pesona ingin melepas penat atau menyegarkan kembali pikiran yang sudah jenuh. Bahkan, tak jarang pengunjung yang datang hanya untuk berolahraga atau yoga. Dengan segala keindahan dan panorama asrinya, Air Terjun Sekumpul sangat layak buat jadi destinasi liburan Sobat Pesona. Jadi, kapan mau ke sini?".
Editor: Vien Dimyati