Anak Alergi Susu Sapi, Orang Tua Harus Tahu Cara Penuhi Gizinya

JAKARTA, iNews.id - Susu sapi adalah salah satu sumber nutrisi harian yang membantu memenuhi kebutuhan gizi anak. Sayangnya, tidak semua anak dapat menolerir susu sapi.
Susu kedelai atau susu soya bisa menjadi pilihan Ibu yang memiliki anak dengan intoleransi laktosa untuk memenuhi asupan nutrisinya. Susu soya untuk bayi mengandung beberapa nutrisi penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Dokter Anak Konsultan Alergi Imunologi, Budi Setiabudiawan mengatakan, protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia. Kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang menyebabkan reaksi alergi.
"Reaksi-reaksi ini dapat diperantarai Imunoglobulin E (IgE) atau non-IgE. Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat, memakan waktu lebih lama untuk sembuh tetapi lebih mudah untuk mendiagnosisnya,” kata Prof Budi Setiabudiawan, melalui keterangannya belum lama ini.
Lebih lanjut Prof Budi menjelaskan, orang tua tidak perlu khawatir dalam memberikan formula soya kepada anak yang tidak cocok susu sapi. Kualitas protein pada formula soya setara dengan protein pada formula berbahan dasar susu sapi. Pertumbuhan yang setara dengan bayi yang mengonsumsi formula berbasis susu sapi.
Menurutnya, mitos mengenai anak laki-laki jadi feminin karena mengonsumsi soya juga sudah diteliti. Dan, hal tersebut tidak terbukti. Orang tua, kata Budi, tidak perlu khawatir mengenai keamanan formula soya karena berdasarkan hasil penelitian, kekuatiran tersebut tidak terbukti.
"Reaksi alergi susu soya pada anak yang alergi susu sapi juga sangat kecil, sekitar 2.5 persen . Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter apabila curiga anak alergi susu sapi,” tuturnya.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Juwalita Surapsari mengatakan, selain menimbulkan gejala, kondisi si Kecil yang tidak cocok susu sapi juga membuatnya rentan mengalami kekurangan mikronutrien penting, salah satunya adalah defisiensi zat besi.
Padahal, kata dr Juwalita, zat besi merupakan salah satu nutrisi esensial yang dapat mendukung si kecil yang tidak cocok susu sapi dapat tetap tumbuh maksimal, terutama untuk mendukung perkembangan kognitif anak.
"Risiko kekurangan zat besi yang lebih tinggi pada si kecil yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena si kecil mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, sehingga dapat menyebabkan asupan nutrisi zat besi tidak adekuat,” katanya.
Juwalita menambahkan, selain harus memerhatikan kecukupan mikronutrien, asupan makanan berserat juga tidak bisa diremehkan pada anak yang tidak cocok susu sapi. Sebab, serat dapat membantu optimalisasi kesehatan saluran cerna yang krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya.
"Jika asupan serat harian tidak tercukupi dengan baik dapat memengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, salah satunya kejadian alergi pada anak," ujarnya.
Juwalita menegaskan, menurut penelitian, pola makan rendah asupan serat menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi. "Hal tersebut dapat terjadi karena saat zat pemicu alergi (alergen) yang berasal dari lingkungan maupun makanan masuk ke dalam saluran pencernaan, sehingga terjadi gangguan pada keseimbangan mikrobiota usus yang memicu respons sistem imun yang menimbulkan reaksi alergi pada anak," ujarnya.