Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Harga Bahan Pangan 12 November: Bawang-Minyak Goreng Naik, Daging Ayam Ras Turun
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Pakai Minyak Jelantah untuk Menggoreng, Dampaknya Obesitas dan Kanker!

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 10:05:00 WIB
Jangan Pakai Minyak Jelantah untuk Menggoreng, Dampaknya Obesitas dan Kanker!
Mengenal bahaya minyak jelantah (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bagi Anda yang suka memasak di rumah, tanpa disadari pasti pernah melakukan kesalahan saat menggunakan minyak goreng. Minyak goreng bekas pakai suka digunakan kembali untuk menggoreng dan memasak bahan masakan.

Dengan demikian, Anda menggoreng masakan dengan menggunakan minyak jelantah. Begitu pula dengan pedagang goreng pinggir jalan. Jajanan kaki lima memang membuat sebagian orang merasa tergiur. Baunya yang harum dan menggugah selera, sering kali membuat masyarakat juga tertarik untuk mencicipi.

Namun tahukan Anda sebagian pedagang mungkin tidak memerhatikan kondisi minyak goreng yang digunakannya? Terkadang para pedagang tersebut menggunakan minyak yang berwarna hitam hingga disebut seperti minyak oli, karena saking pekatnya.

Menurut Dokter Specialis Kecantikan sekaligus Healthy Educator, Nadia Alaydrus mengatakan, terlalu sering mengonsumsi makanan yang berasal dari penggorengan minyak hitam, atau minyak jelantah sangat tidak baik untuk kesehatan.

"Karena kalau minyaknya itu gorengnya udah sampai hitam kayak tadi itu tuh banyak banget risikonya," kata dokter Nadia, dikutip dalam akun TikToknya @nadialaydrus.

Menurut dr Nadia, risiko yang mungkin akan didapatkan dari minyak tersebut adalah terinfeksi bakteri, karena mengingat minyak tersebut sudah sering dipakai, menjadikan minyak itu tempat sarang bakteri, salah satunya clostridium botulinum atau bisa menyebabkan penyakit botulisme.

Selanjutnya risiko kedua yang timbul adalah kanker. Karena minyak jelantah itu bisa jadi sumber radikal bebas, yang kemudian radikal bebas itu akan masuk ke dalam tubuh, maka juga akan menyerang sel-sel tubuh dan menjadi karsinogen atau penyebab kanker.

Selain itu, obesitas juga dapat terjadi karena di dalam minyak jelantah memiliki kandungan kolestrol yang dapat meningkatkan lemak trans, sehingga dalam tubuh juga akan meningkat yang kemudian menjadi sumbatan atau plak di pembuluh darah, sehingga hal itu juga yang dapat meningkatkan risiko sakit jantung dan stroke.

Meskipun kabarnya para pedagang mungkin mengganti minyaknya dalam kurun waktu dua hari sekali, akan tetapi hal itu tidak menjamin kalau minyak tersebut masih layak untuk dipakai. Karena walaupun alasan para pedagang ingin membuat cita rasa pada makanannya tersebut menjadi crispy, ada cara lain yang dapat dilakukan selain harus menggunakan minyak itu terus menerus hingga berubah warna.

"Nah tapi ada tuh chef yang stitch juga video ini katanya itu tuh sebenarnya juga minyaknya udah gak layak pakai, dan menurut chef itu sebenarnya kalau mau buat makanan crispy dia itu ada cara tertentu supaya minyaknya gak jadi kayak gini," kata dr Nadia.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut