Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Situasi Terkini Area Kuliner di Kalibata usai Dibakar Buntut 2 Matel Tewas Dikeroyok
Advertisement . Scroll to see content

Ketahui Kriteria Air Minum yang Baik untuk Kesehatan, Salah Satunya Higienis 

Senin, 05 September 2022 - 23:36:00 WIB
Ketahui Kriteria Air Minum yang Baik untuk Kesehatan, Salah Satunya Higienis 
Mengenal kriteria air minum sehat untuk tubuh (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sudah menjadi hal umum jika air minum memiliki manfaat penting bagi kesehatan tubuh. Air memiliki fungsi menyediakan nutrisi penting yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh. 

Adapun syarat air minum yang aman bagi kesehatan adalah yang memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif. 

dr. Dyah Novita Anggraini, selaku praktisi kesehatan mengatakan, sebesar 70 persen tubuh manusia mengandung air, sehingga dibutuhkan asupan air agar fungsi tubuh berjalan dengan baik. 

Ada banyak jenis air minum yang bisa didapatkan. Salah satunya melalui air kemasan yang sudah dikenal higienis.

"Air mineral diketahui telah memiliki kandungan mineral yang dibutuhkan tubuh, seperti mikro nutrien yang harus diasup dari luar tubuh. Dengan mengonsumsi air mineral, selain hidrasi tubuh tercukupi, juga akan menjaga keseimbangan elektrolit yang dibutuhkan,” kata dr. Dyah melalui keterangannya belum lama ini.

Menurut dr Dyah, air mineral kemasan sangat praktis digunakan dan higienis. Jika sudah higienis tentu tepat dijadikan persyaratan sebagai air minum yang kayak konsumsi.

"Air kemasan mineral ini memenuhi AMDK di bawah pengawasan Kementerian Perindustrian. Dibilang higienis karena dalam proses pembuatannya sesuai Permenkes. Sebab, syarat air minum yang baik itu tidak keruh, airnya jernih dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya untuk tubuh," kata dr Dyah.

dr Dyah menambahkan, sejauh ini air mineral memang telah menjadi pilihan bagi masyarakat untuk pemenuhan hidrasi tubuh, termasuk asupan sejumlah mineral yang dibutuhkan.

Lanjutnya, pilihan masyarakat jatuh pada air mineral dalam kemasan, karena air mineral tersebut telah dikemas secara praktis dan higienis sesuai standar yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan, agar kualitasnya terjaga. 

“Seluruh air mineral dalam kemasan sudah memenuhi standar SNI, di bawah Kemenperin dan BPOM. Dan higienis karena sudah ada parameter fisik yang sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan. Kandungannya juga tidak berwarna dan tidak mengandung mikroorganisme berbahaya seperti E-Coli,” tutur dr. Dyah.

Rachmat Hidayat, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Kemasan Indonesia (ASPADIN) mengatakan, sejatinya pemerintah dan lembaga terkait termasuk BPOM telah memberikan keputusan yang menyebut air minum dalam kemasan dengan bahan polikarbonat telah aman dikonsumsi masyarakat.

Menurutnya, pada 2020, BPOM juga menggelar penelitian selama lima tahun terkait batas migrasi pada galon PET maupun polikarbonat, yang dinyatakan masih di bawah batas aman.

"BPOM meneliti ratusan jenis kandungan kimia dalam ratusan jenis kemasan. BPA hanya salah satu kandungan dari ratusan kemasan itu. BPOM menemukan, semua berada di bawah ambang batas 0,01 bagian per juta. Artinya 1/60 dari batas aman (0,6 bpj),” ujar Rachmat.

Untuk itu dia mengkritisi keputusan BPOM untuk menerbitkan revisi atas Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, yang akan mewajibkan label BPA pada kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatman mengatakan, BPA ada di mana-mana tidak hanya di polikarbonat, ada di kemasan kaleng, bahkan di botol bayi.

Berdasarkan penelitian, kata Dr. Nugraha, kandungan BPA terbanyak ada pada kemasan makanan kaleng, dengan hampir 90 persen bahan enamel pada kaleng merupakan hasil polesan epoksi yang bahan bakunya adalah BPA. 

Upaya menetapkan aturan label BPA menurutnya seperti membuat persepsi, kemasan dengan label BPA free sudah aman.

“Padahal belum tentu. Karena dari  PET juga memiliki risiko dari kandungan yang lain, seperti dari kandungan acetaldehyde lalu etilen glikol, dan dietilen glikol,” katanya.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut