Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kari Otentik Jepang Bisa Halal Juga Kok, Ini Caranya!
Advertisement . Scroll to see content

5 Makanan Khas Betawi yang Hampir Punah, Nomor 2 Dibuat dari 21 Bahan

Senin, 27 September 2021 - 20:32:00 WIB
5 Makanan Khas Betawi yang Hampir Punah, Nomor 2 Dibuat dari 21 Bahan
Makanan Khas Betawi yang Hampir Punah (Foto: Instagram@bahayalaper_jakarta)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Makanan khas Betawi yang hampir punah memang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Beberapa makanan legendaris ini merupakan salah satu sejarah yang harus diketahui pula oleh generasi muda.

Namun sayangnya, makanan khas Betawi yang hampir punah ini belum banyak diketahui. Beberapa ada yang belum dikenal. Padahal, jika dilestarikan, makanan ini akan menjadi aset penting.

Tidak hanya memiliki sejarah, makanan khas Betawi ini juga memiliki rasa yang lezat dan menggugah selera.

Meski ada yang hampir punah, ada pula makanan khas Betawi yang hingga kini masih populer di kalangan masyarakat. Sebut saja soto Betawi, kerak telor, asinan Betawi, dan masih banyak lagi.

Bagi yang penasaran apa saja makanan khas Betawi yang hampir punah, Anda wajib mengetahuinya. Berikut ulasannya dirangkum pada Senin (27/9/2021).

1. Sayur Besan

Makanan khas Betawi yang hampir punah pertama ada sayur besan. Keberadaan sayur ini sangatlah langka. Salah satu penyebabnya adalah bahan utamanya yang tidak mudah didapat, jarang ada warung Betawi yang menyajikan menu masakan tradisional ini. 

Sesuai dengan namanya, sayur ini identik dengan hubungan antara besan. Bagi masyarakat Betawi, masakan ini tidak hanya berperan sebagai pelengkap menu makanan, tetapi memiliki simbol dan makna tertentu dalam upacara adat atau pernikahan.

Menu ini melambangkan pengormatan terhadap orang tua mempelai. Pada zaman dahulu, orang tua pengantin pria baru boleh berkunjung ke rumah orang tua pengantin wanita setelah pesta pernikahan selesai. Keluarga dari pihak lelaki akan membawa sayur besan untuk diberikan kepada keluarga perempuan.

Sayur besan merupakan masakan berkuah santan yang berisi terubuk, kentang, soun atau bihun, petai, dan ebi. Warnanya kekuningan. Untuk rasa mirip dengan laksa Betawi.

2. Sayur Babanci

Sayur Babanci atau Ketupat Babanci adalah salah satu makanan khas Betawi yang hampir punah. Sayur ini langka karena bahan dan rempah-rempah yang digunakannya sulit didapat. Warga Betawi biasanya menyajikan hidangan ini hanya pada hari-hari tertentu, seperti buka puasa bersama pada Ramadan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.

Nama babanci diambil dari sayur ini yang tidak jelas jenisnya karena tidak tergolong sebagai gulai, kare, maupun soto. Beberapa orang juga meyakini nama babanci diambil dari perpaduan antara babah dan enci yang disinyalir makanan ini dulunya dibuat oleh para peranakan Betawi-Tionghoa. Salah satu keunikan Sayur babanci adalah diperlukannya 21 jenis bahan, bumbu, dan rempah. Beberapa rempah sudah termasuk langka, seperti, kedaung, botor, tai angin, lempuyang, temu mangga, temu kunci, hingga bangle. Bahan utama hidangan ini ada kepala sapi.

3. Alia Bagente

Makanan khas Betawi yang hampir punah berikutnya adalah Alia Bagente. Ini adalah kudapan ringan yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa, Arab, dan Jawa. Hidangan ringan ini banyak muncul di bulan Ramadan. Bahan utama makanan ini adalah kerak nasi yang tersisa di dandang.

Kemudian, kerak nasi dikeringkan dan digoreng. Untuk menikmati Alia Bagente, disiram dengan kinca atau gula merah. Teksturnya renyah mirip kerupuk.

4. Jalabia

Makanan khas Betawi yang hampir punah selanjutnya ada Jalabia. Makanan ini dibuat dari tepung ketan. Kemudian diberi gula dan digoreng. Jalabia berbentuk seperti donat yang bolong di tengahnya. Rasanya manis. Seluruh permukaannya dilumuri gula merah yang dibiarkan mengering seperti kue gemblong. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jajanan ini adalah di antaranya tepung ketan hitam, kelapa parut, garam, air dan gula merah.

5. Kue Abuk

Makanan khas Betawi yang hampir punah terakhir adalah kue abuk. Kue ini terbuat dari tepung ketan, parutan kelapa, dan gula merah. Serupa dengan ciri khas kue tradisional nusantara pada umumnya, kue abuk dikukus dalam bungkusan berbentuk kerucut dari daun pisang. Kue abuk memiliki kemiripan dengan kue putu. Rasanya manis dan gurih.

Kue ini menjadi sajian istimewa di sepertiga Ramadan, yang dalam masyarakat Betawi dikenal sebagai tradisi malam ketupat. Tradisi ini berlangsung pada malam-malam ganjil setelah 17 Ramadan, dan dilakukan secara bergilir di setiap musala pada tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadan. Malam-malam ganjil tersebut dikenal sebagai malam likuran. Masyarakat Betawi yang lekat dengan ajaran Islam meyakini pada malam-malam itulah saat turunnya lailatul qodar.

Pada tradisi malam ketupat ini warga menyiapkan kue abuk untuk dibawa ke masjid atau musala. Itu sebabnya tradisi malam ketupat disebut juga sedekah abuk, karena dahulu penganan yang tersedia dan populer adalah kue abuk. Kue dibuat sendiri oleh warga dan dihidangkan saat masyarakat berkumpul di musala.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut