Manfaat Curcuma untuk Daya Tahan Tubuh dan Kesehatan Hati
JAKARTA, iNews.id - Bahan alami curcuma terkenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Manfaat kesehatan lainnya, curcuma dapat melindungi hati dari berbagai penyakit.
Bahkan, bahan alami ini sudah digunakan khasiatnya oleh nenek moyang. Curcuma atau temulawak merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman herbal ini mengandung zat aktif berupa curcumin, yaitu senyawa berwarna kuning yang terkandung dalam temulawak dan kunyit, sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia akan manfaatnya.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania mengatakan, aktivitas curcumin bersifat antioksidan, anti peradangan, imunomodulator atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meregulasi respons imun.
Kemudian, khasiat terkenal lainnya juga bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati, melalui mekanisme kerjanya sebagai antioksidan yang dapat menangkal proses oksidasi oleh radikal bebas.
Adanya penyakit infeksi virus, misalnya penyakit hepatitis B atau C, konsumsi alkohol, kondisi dislipidemia (gangguan kadar lemak darah), maupun efek samping konsumsi obat-obatan tertentu, menimbulkan proses oksidatif yang mengakibatkan peradangan atau gangguan fungsi liver, yang jika dibiarkan akan terjadi kerusakan hati yang permanen (fibrosis dan cirrhosis).
"Dengan mengonsumsi curcumin sejak awal, itu lebih baik, karena proses oksidasi bisa dicegah," kata dokter Inggrid, dalam acara Talkshow Kesehatan dan Peluncuran Curcuma Force, di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Menurut dr Inggrid, curcumin juga akan meredakan peradangan pada organ hati karena sifatnya sebagai anti-inflamasi. Ketika curcumin ditambah piperin, khasiatnya bertambah besar. Piperin itu suatu senyawa yang bisa dihasilkan atau diisolasi dari lada hitam atau cabai Jawa. Umumnya lada hitam. Piperin juga punya khasiat tersendiri yang mirip dengan curcumin, yakni antioksidan dan anti peradangan.
"Piperin bagus jika dikombinasikan dengan curcumin. Karena curcumin ini seringkali sulit diserap oleh darah kita. Nah, dengan ditambahkan piperin, akan mempermudah absorpsi atau penyerapan curcumin dari saluran cerna ke dalam darah," kata dr Inggrid.
Dokter spesialis penyakit dalam I Dewa Nyoman Wibawa mengatakan, curcumin memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan, sehingga kombinasi curcumin dan piperin bisa digunakan sebagai preventif (pencegahan) yang dapat dikonsumsi oleh pasien dengan risiko penyakit hati seperti pasien diabetes mellitus tipe 2 dan pasien dengan riwayat hepatitis agar kesehatan hati tetap terjaga.
"Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek curcumin sebagai antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar karena peroksidasi lipid dengan cara dimediasi oleh enzim antioksidan yaitu superoxide dismutase (SOD) dimanaenzim SOD akan mengonversi O2 menjadi produk yang kurang toksik," jelasnya.
Curcumin lanjutnya, mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST) dan mampu menghambat beberapa factor proinflamasi seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan profibrotik sitokin.
"Untuk preventif (pencegahan) boleh saja digunakan, jadi tidak perlu menunggu terjadi inflamasi hati, terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati seperti pasien dengan riwayat hepatitis, diabetes mellitus tipe 2, atau pasien dengan kolesterol tinggi, karena mengonsumsi curcumin bisa menjaga fungsi hati. Begitupun dengan pasien yang sudah mengalami gangguan hati seperti inflamasi, fatty liver ataupun fibrosis. Perlu konsumsi hepatoprotektor agar memperbaiki fungsi hati dan melindungi sel hati yang masih sehat agar tidak rusak," ujar Prof. Wibawa.
Ekstrak Curcuma
Dokter Inggrid menambahkan, cucurmin yang terdapat di temulawak bisa dikonsumsi dalam bentuk segar atau ekstrak seperti curcuma force.
"Mengonsumsi dalam bentuk yang segar, itu baik juga. Kelemahan yang segar itu adalah kita sulit untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang besar," kata dokter Inggrid.
Kedua, kalau mengonsumsi temulawak dalam bentuk yang segar, harus memastikan apakah tanamannya itu bebas dari cemaran pestisida, cemaran logam berat, dan sebagainya. Memastikan itu tidak mudah dan orang awam juga tidak bisa.
"Sementara itu, produksi Industri yang sudah bersertifikasi organik, temulawaknya sudah organik. Artinya, temulawak sebagai bahan bakunya sudah terstandardisasi, kualitas lebih terjaga, dan keamanan dari cemaran tadi terjaga," katanya
Ketiga, masalah kepraktisan, sediaan modern ini lebih praktis. Keempat, untuk keluhan-keluhan atau gangguan yang sudah agak berat misalnya terjadi peradangan di hati maka butuh dosis yang lebih besar dan terstandard atau terukur.
"Lebih baik memakai esktrak curcumin yang terstandard. Apalagi dosisnya sudah diukur. Setiap hari boleh dikonsumsi karena curcumin berasal dari ekstrak Temulawak. Ekstrak temulawak ini sudah dipastikan aman untuk pemakaian jangka panjang. Jadi, bisa dikonsumsi setiap hari dengan dosis yang tertera, misal tiga kali 1 tablet," kata dr Inggrid.
VP Researceh and Development SOHO Global Health DR. Raphael Aswin Susilowidodo mengatakan, Curcuma Force merupakan upgraded formula dari Curcuma FCT, inovasi pertama di Indonesia kombinasi sinergis Ekstrak Curcumae xanthorrhizae Rhizoma dan piperin dengan bioavailabilitas yang lebih tinggi sehingga menghasilkan efek yang lebih maksimal.
"Kandungan utama Curcuma Force yakni ekstrak curcuma xanthorrhiza atau biasa disebut temulawak untuk membantu memperbaiki nafsu makan dan membantu memelihara kesehatan fungsi hati, serta ekstrak piperine untuk membantu meningkatkan bioavailabilitas cucurminoid," kata Aswin.
Editor: Vien Dimyati