Mencicipi Makanan Sultan Kepiting Alaska Seharga Rp3 Juta, Bikin Ngiler Penyuka Seafood

JAKARTA, iNews.id - Kepiting Alaska belakangan sedang hits berseliweran di sosial media. Kepiting berukuran jumbo itu dikenal memiliki daging super tebal dan menggugah selera.

Kelezatan kepiting Alaska ini turut dicicip Dokter Richard Lee. Lewat unggahan TikToknya, dia membagikan momen menyantap kepiting alaska yang dijual dengan harga fantastis.

Baca Juga

Tak Ada Restoran Buka, Viral Sopir Bus Ajak Penumpang Makan di Rumah Mertuanya saat Lebaran

“Kita mau makan ini, kepiting Alaska. Katanya lagi hype banget,” kata Richard.

Kepiting tersebut disajikan di mangkuk super besar. Terlihat yang disajikan merupakan kaki kepiting alaska berukuran besar dan dimasak dengan kuah merah segar.

Baca Juga

Will Smith Effect, Wisatawan Antre hingga Malam untuk Bisa Naik Wahana Keranjang Sultan 

Tampak ada empatnkaki kepiting Alaska yang disajikan dengan daging yang tebal, dan lembut.

“Daging kepitingnya tebal banget,” ujar Richard.

Baca Juga

Guru Vokal Maria Simorangkir di Indonesian Idol Meninggal Dunia

Kepiting tersebut disajikan dengan mantau sebagai teman menyantapnya. Namun, Richard masih lebih suka kelezatan kepiting alaska itu disantap dengan nasi hangat.

“Karena kita masih tetap orang Indonesia enaknya pakai nasi,” katanya.

Puas makan kepiting Alaska, Richard Lee pun menjelaskan harga untuk 1 kilogram kepiting sultan itu. 

Tak tanggung-tanggung, Richard Lee merogoh kocek hingga Rp3 juta untuk mencicipi kelezatan kepiting Alaska.

“Kenapa kepiting Alaska harganya mahal? Karena katanya kalau dapetinnya itu harus sampai taruhan nyawa,” kata Richard Lee.

Sebagai informasi, kepiting Alaska didapatkan di perairan lepas pantai utara Alaska dan Kepulauan Aleutian. Saat penangkapan, hanya kepiting jantan berukuran resmi yang dapat ditangkap untuk dijual.

Dilansir dari Alaska Seafood, penangkapan kepiting Alaska, terutama rajungan, sangat berbahaya. Angka kematian di kalangan pemancing kira-kira 80 kali lipat rata-rata pekerja.

Editor: Dani M Dahwilani