Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Li Lian Park Hyatt Hadirkan Kuliner Khas Kanton Menggugah Selera, Wajib Dicoba!
Advertisement . Scroll to see content

Menguak Filosofi Kue Keranjang dan Siu Mi dalam Perayaan Imlek

Minggu, 03 Februari 2019 - 17:01:00 WIB
Menguak Filosofi Kue Keranjang dan Siu Mi dalam Perayaan Imlek
Kue keranjang selalu tersaji saat perayaan Imlek. (Foto: Sindonews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Beberapa jenis hidangan memang wajib disajikan saat perayaan Imlek. Ternyata, masing-masing makanan tersebut memiliki filosofi tersendiri.

Perayaan Imlek memang identik dengan ritual makan bersama keluarga. Jika ditelisik lebih jauh tradisi makan bersama ini, sebetulnya tidak jauh berbeda dengan perayaan-perayaan agama lain, seperti Idul Fitri atau Natal.

Bedanya, masyarakat Tionghoa memiliki kepercayaan khusus pada budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Dalam hal ini, termasuk pada hidangan yang mereka santap pada perayaan Imlek.

Hal itu disampaikan Aji Chen Bromokusumo, Sekjen Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia & Kepala Kajian Riset dan Budaya. Menurutnya, ritual makan bersama dianggap penting karena memiliki makna filosofis yang sangat kuat.

“Sebelum membahas ritual makan bersama, kita harus tahu dulu asal usul kata Imlek. Imlek itu hanya ada di Indonesia dan diserap dari kata Yin Li, di negara lain pelafalannya berbeda," ucap Aji Chen Bromokusumo, di Lei Lo Restaurant, Jakarta Selatan, belum lama ini.

"Imlek itu sama seperti Tahun Baru Islam, karena dihitung berdasarkan penanggalan bulan. Itu sebabnya, orang luar menyebutnya dengan nama Lunar New Year. Di Indonesia ini unik, kata Imlek itu dibawa oleh para imigran yang kemudian memunculkan istilah tersebut dari dialek hokkian karena lebih mudah diucapkan,” katanya.

Aji mengatakan, Imlek memang selalu identik dengan makan-makan yang secara tidak langsung melambangkan rasa syukur dan harapan baru di tahun yang akan datang. Di China sendiri, perayaan ini juga melambangkan rasa syukur para petani dalam menyambut musim tanam atau musim semi.

Itulah sebabnya, ada beberapa jenis hidangan wajib yang sering disajikan saat perayaan tersebut berlangsung. Masing-masing makanan diklaim memiliki makna filosofis tersendiri, sehingga dapat dipastikan makanan itu akan selalu ada di meja makan masyarakat Tionghoa.

Berdasarkan penjelasan Aji, setidaknya ada tiga jenis makanan yang wajib disajikan saat perayaan Imlek di Indonesia. Berikut ulasan lengkapnya, dikutip dari Okezone.com.

Kue Keranjang

“Di seluruh dunia, pasti ada kue keranjang saat perayaan Imlek. Kendati demikian, nama ini hanya digunakan Indonesia. Padahal, asal usul kue ini sejatinya berasal dari China (nian gao). Di negara asalnya, kue ini bentuknya panjang, berwarna putih, dan rasanya hambar karena terbuat dari tepung ketan. Di Indonesia, warnanya cokelat dan rasanya manis seperti dodol, dan bentuknya seperti keranjang karena dicetak diwadah yang menyerupai keranjang,” kata Aji.

Makna filososfis kue ini adalah harapan agar di tahun yang baru seluruh usaha, bisnis, kesehatan, dan pendidikan menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Makanan Tiga Elemen (Udara, Darat, Air)

Hidangan ikan (air) dipercaya akan mendatangkan keberuntungan dan menghindari hal-hal buruk. Biasanya jenis ikan yang dipilih adalah ikan bandeng yang disajikan utuh dari kepala hingga ekor, seperti ikan, ayam (udara) juga melambangkan keberuntungan.

Jenis hidangan yang biasanya dihidangkan adalah ayam kodok, yaitu ayam yang diambil daging dan tulangnya tanpa merobek kulit ayam. Daging ayam kemudian dihaluskan dan dibumbui, serta dicampur dengan bahan lainnya seperti daging sapi, kemudian dimasukkan kembali dalam ayam. Selain itu, ada olahan daging babi (darat) yang dimasak mengikuti berbagai resep tradisional. Ketiga jenis hidangan ini selalu hadir dalam perayaan Imlek karena melambangkan harapan dan keberuntungan.

Siu Mie

Siu mie sering disebut dengan nama panjang umur. Sesuai dengan namanya, hidangan ini melambangkan umur panjang dan keberuntungan bagi yang menyantapnya. Jangan salah, ada teknik khusus untuk menyantap hidangan lezat ini. Siu mie harus disantap dengan menggunakan sumpit dan utuh tanpa putus atau digigit.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut