Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Li Lian Park Hyatt Hadirkan Kuliner Khas China Menggugah Selera, Wajib Dicoba!
Advertisement . Scroll to see content

Penting, Ini 4 Informasi Gizi yang Wajib Dibaca pada Label Kemasan Makanan

Selasa, 09 November 2021 - 13:08:00 WIB
Penting, Ini 4 Informasi Gizi yang Wajib Dibaca pada Label Kemasan Makanan
Membaca label kemasan makanan dan minuman (Foto: Rush memorial hospital)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak cara untuk mencegah terjadinya obesitas hingga diabetes. Salah satunya mulai membiasakan baca label kemasan makanan dan minuman.

Koordinator Standardisasi Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus Badan POM, Yusra Egayanti mengatakan, cermat membaca label kemasan pangan olahan dapat membantu masyarakat lebih bijak dalam konsumsi gula dan terhindar dari risiko obesitas. 

"Masyarakat harus selalu memerhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (seperti lemak, lemak jenuh, protein, garam/natrium, dan karbohidrat (termasuk gula)) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian," kata Yusra Egayanti melalui keterangan virtualnya belum lama ini.

Idealnya, lanjut Yusra, dalam sehari, masyarakat dapat mengonsumsi tidak lebih dari, gula sebanyak 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan, garam sebanyak 5 gram atau setara dengan 1 sendok teh, dan lemak total sebanyak 67 gram atau 5 sendok makan.

Dokter Spesialis Gizi Klinis dr. Marya Haryono,  menjelaskan, konsumsi gula berlebih berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. 

"Sayangnya, masyarakat masih cenderung mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi, baik dari penambahan gula saat memasak, makan, dan minum maupun melalui konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi gula," kata dr Marya.

Dia menjelaskan, masyarakat juga perlu waspada dengan kandungan gula yang terkandung di makanan dan minuman kemasan. Untuk itu, perlu lebih jeli dalam memerhatikan label kemasan guna mengetahui kandungan gula tersembunyi (hidden sugar) di makanan minuman. 

"Hal ini penting agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula yang dikonsumsi setiap harinya. Selain itu, masyarakat juga secara rutin perlu melakukan pengukuran berat badan untuk mengetahui apakah berat badan mereka termasuk kategori normal atau overweight dan bahkan obesitas," katanya.

Dia menjelaskan, cara pengukurannya dengan metode perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu jumlah berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) kuadrat. 

Berdasarkan World Health Organization, untuk orang Asia, apabila hasil BMI-nya di bawah 18,5 maka tergolong kurus, sementara BMI 18,5-22,9 termasuk kategori normal.

"Masyarakat perlu lebih waspada apabila hasil BMI mencapai angka 23,0-24,9 karena sudah termasuk overweight, 25-29,9 termasuk kategori obesitas tingkat I, dan ≥30 dinyatakan obesitas tingkat II," kata dr Marya.

Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati mengatakan, berdasarkan Riskesdas 2018, tingkat obesitas pada orang dewasa meningkat menjadi 21,8 persen dan prevalensi berat badan berlebih juga meningkat dari 11,5 persen di 2013 ke 13,6 persen di 2018.

"Perubahan gaya hidup selama pandemi seperti konsumsi gula berlebih dan berkurangnya aktivitas fisik berpotensi meningkatkan risiko obesitas," ujar dr. Elvieda Sariwati.

Menurutnya, obesitas memiliki risiko prediabetes dan diabetes. Hampir 90 persen orang dengan diabetes tipe 2 ternyata mengalami masalah kelebihan berat badan atau obesitas.

dr. Elvieda menambahkan, prevalensi diabetes di tingkat nasional menunjukkan dari 6,9 persen pada 2013, menjadi 8,5 persen pada 2018 dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

"Seperti yang kita ketahui, diabetes dapat menjadi jalan pintas penyakit-penyakit tidak menular lainnya seperti gangguan penglihatan, penyakit jantung, gagal ginjal, dan gangguan syaraf," kata dr Elvieda.

Dia menjelaskan, dari 10-15 tahun sejak awal terdiagnosa, prevalensi semua komplikasi ini akan meningkat tajam. Tak hanya itu, diabetes juga menjadi salah satu faktor komorbid yang berkaitan dengan peningkatkan tingkat keparahan Covid-19. Pencegahan sedini mungkin adalah solusi terbaik agar terhindar dari dampak fatal diabetes.

"Terapkan perilaku hidup sehat dengan menjalani Germas dan Cerdik. Kuatkan komitmen untuk menjaga pola makan yang bergizi dan perhatikan asupan gula sehari-hari, rutin beraktivitas fisik, dan jangan ragu untuk segera periksakan diri ketika muncul gejala awal," kata dia.

Bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional sekaligus Hari Diabetes Sedunia 2021, Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengedukasi masyarakat Indonesia melalui Festival Komunitas Beat Obesity 2021.

Kegiatan Festival Komunitas Beat Obesity’ ini merupakan bagian dari kampanye yang telah dijalankan Nutrifood sejak 2013 terkait pentingnya cermati konsumsi gula, garam, dan lemak serta membaca label kemasan.

Program ini bertujuan mengedukasi masyarakat untuk hidup lebih sehat, khususnya di masa pandemi. Masyarakat diminta membatasi asupan gula dan memahami sumber pemanis yang lebih baik agar terhindar dari risiko obesitas dan diabetes.

Sementara itu, Susana, Head of Strategic Marketing Nutrifood menyatakan, dia menyadari pentingnya komitmen yang berkelanjutan dan kolaborasi bersama mitra strategis seperti Kementerian Kesehatan dan Badan POM. Sejak 2013, secara konsisten mengedukasi tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat melalui kampanye Cermati Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak serta Baca Label Kemasan.

"Kami berharap melalui Festival Komunitas Beat Obesity dapat memperluas wawasan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak muda, komunitas kuliner dan kesehatan, serta masyarakat umum tentang pentingnya batasan konsumsi gula untuk membantu mereka terhindar dari risiko obesitas dan diabetes," katanya.

Susana menambahkan, komitmen Nutrifood dalam mengedukasi hidup sehat juga diterapkan bagi karyawannya sendiri. Sebagai wujud kepedulian kepada karyawan, Nutrifood mengadakan program Beat Obesity untuk membantu karyawan dengan status overweight dan obesitas menjalani program hidup sehat dan penurunan berat badan.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut