Pisang Terpanjang di Dunia hingga Menyentuh Tanah, Langka hanya di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tidak kenal dengan buah-buahan yang satu ini. Buah pisang, selain rasanya lezat, juga memiliki banyak manfaat kesehatan untuk tubuh.
Bahkan, ada berbagai macam jenis pisang. Mulai dari pisang Kuning, merah, Orange, dan lainnya. Uniknya ada juga pisang paling panjang.
Indonesia sebagai negara tropis memiliki banyak flora yang unik dan langka, tak kalah dengan negara tropis lainnya. Di mata dunia, keanekaragaman sumber daya alam Indonesia bersanding dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika dalam peringkat tiga besar.

Tanaman langka Indonesia, selain langka dalam arti ‘tak ada di negara lain’, juga berarti ‘varietas unik dari tanaman yang dikenal internasional’, dan pisang yang satu ini termasuk definisi yang ke-dua. Dinamakan Pisang Raja Seribu, jenis pisang yang banyak tersebar di pulau Jawa ini disebut langka karena tandan buahnya yang bisa tumbuh hingga menyentuh tanah!
Dikutip dari Indo Flashlight, Rabu (7/7/2021), Pisang Raja Seribu ini berasal dari suku Musaceae dan memliki nama ilmiah Musa chiliocarpa. Tak sendirian, ada juga pisang besar dari suku yang sama, Musa Ingens dari Papua yang memiliki buah berukuran jumbo, namun Pisang Raja Seribu tetap jadi pisang paling unik dan langka di dunia.
Dari pohonnya, mungkin kebanyakan orang akan mengira pohon pisang ini tak beda dari yang lain karena tampilan pohonnya yang biasa saja. Tapi, begitu berbuah, barulah keunikan pisang ini bisa terlihat.

Meski banyak, buah Pisang Raja Seribu tak semuanya bisa dimakan, hanya yang besar saja sedangkan yang kecil tak bisa dimakan. Selain itu, pohon pisang ini lebih sering dijadikan tanaman hias di depan rumah, bukan hanya karena keunikannya, tapi juga karena banyak yang mengaku buah dari pohon ini rasanya tak begitu enak.
Hingga saat ini, Pisang Raja Seribu belum dibudidayakan secara menyeluruh, hanya ditanam biasa saja oleh beberapa orang yang menyukai keunikannya. Tanaman ini pun hingga kini statusnya tidak dilindungi, meski berbuah unik dan langka, satu-satunya di dunia.
Editor: Vien Dimyati