Singgah ke Perkampungan Betawi, Sandiaga Uno Jadi Penjual Es Selendang Mayang
JAKARTA, iNews.id - Jajanan jadul seperti es selendang mayang saat ini memang sulit ditemukan. Maka itu, diperlukan pelestarian agar jajanan jadul khas Betawi ini tetap dikenal oleh generasi muda.
Meski sulit ditemukan, jika Anda singgah ke Perkampungan Betawi di Setu Babakan, tentunya masih bisa menemukan jajanan ini.
Belum lama ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno singgah ke Kampung Betawi Setu Babakan. Di sini, Sandiaga Uno menjajal menjadi penjual es selendang mayang. Momen tersebut langsung disambut antusias masyarakat.
Ya, Menteri Sandiaga Uno membuatkan es selendang mayang untuk beberapa tamu undangan yang hadir di acara tersebut, salah satunya Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji. Dengan lihainya, Sandi coba menyajikan minuman khas Betawi tersebut.
"Es selendang mayang ini sudah langka sekali," komentarnya sebelum akhirnya menjajal jadi penjual es selendang mayang di Setu Babakan Jakarta, Jumat (3/9/2021).
Saat menyajikan es selendang mayang, pada awalnya Sandiaga mengalami kesulitan untuk mengambil selendang mayang yang ditempatkan di wadah besar. Tapi kemudian berhasil dan dia lanjut menuangkan mutiara, santan, dan gula aren cair. Es batu tidak ketinggalan.
Di sela-sela membuat es, ada orang yang bertanya ke Sandiaga, "Pak, apakah ini momen pertama kali membuat selendang mayang?" Lalu Mas Menteri pun menjawabnya, "Bikin es selendang mayang yang ke-17 ini."
"Jadi, sudah berpengalaman. Bikin selendang mayang, bikin mabuk kepayang," goda Sandiaga pada orang-orang di sekitarnya. Suasana cair pun tercipta.
Menteri Sandiaga pun diminta untuk mereview es selendang mayang di Setu Babakan tersebut. Hanya satu kata yang dia ucapkan setelah menyicipi es yang sudah langka tersebut, "Mantap!" katanya.
Selain menyicipi es selendang mayang, Sandi pun berkesempatan melihat proses pembuatan kerak telor, batik Betawi, dan juga bir pletok. Selain itu, di booth UMKM Berawi tersebut, Sandi melihat bank sampah mandiri hingga budidaya pohon alpukat yang menjadi komoditi unggulan Jakarta juga.
Editor: Vien Dimyati