Terungkap, Hati-Hati dengan 6 Makanan yang Disajikan di Pesawat, Apa Saja?
JAKARTA, iNews.id - Melakukan perjalanan dengan pesawat menjadi pilihan banyak orang. Selain nyaman, traveler juga bisa sampai lebih cepat dengan pesawat.
Selain itu, Anda juga dapat menikmati makanan lezat di pesawat. Menikmati hidangan di pesawat tentu akan membunuh rasa lapar saat melakukan penerbangan ke suatu kota ataupun negara. Tapi tahu kah Anda, para ahli menyarankan agar tak sembarangan mengonsumsi makanan di pesawat.
Melansir dari BestLife, ada makanan tertentu yang disajikan di pesawat dapat meningkatkan risiko penyakit bawaan. Hal ini dijelaskan oleh Jean Dible, pakar keamanan makanan maskapai.
"Dalam industri penerbangan, makanan disiapkan di perusahaan katering dan kemudian dikemas dalam wadah berinsulasi dan diangkut dengan truk ke bandara untuk dimasukkan ke dalam pesawat. Suhu penyimpanan yang salah adalah alasan nomor satu penyakit bawaan makanan di seluruh dunia," ujar Jean Dible kepada CNBC, dikutip dari BestLife.
Sementara itu, berdasarkan laporan NBC News, telah ditemukan pelanggaran seperti keberadaan bakteri dan hama berbahaya pada tiga katering maskapai yang paling banyak digunakan dan 16 maskapai penerbangan antara Oktober 2008 dan Desember 2019.
Jadi makanan apa yang sebaiknya dihindari ketika berada dalam penerbangan? Simak berikut ini.
1. Buah dan Sayuran Mentah
Konsumsi buah memang sehat, namun buah ataupun salad yang disajikan dalam keadaan dipotong dapat berpotensi membawa penyakit. Menurut ahli kesehatan Mari Hanson, semakin makanan mendapatkan proses memasak, maka semakin aman dan terhindari dari penyakit maupun keracunan.
"Sayuran berdaun hijau terus-menerus berada dalam daftar makanan yang ditarik karena kontaminasi Salmonella dan E. coli. Kecambah adalah penyebab lain yang produktif dalam peringkat keracunan makanan, dan tomat serta seledri sering muncul dalam daftar penarikan," ujar Maria Hanson kepada BestLife.
Namun, jika tetap ingin mengonsumsi buah, Jean Dible menyarankan untuk memilih buah yang kulitnya bisa dibuang seperti pisang atau jeruk.
"Atau sesuatu dalam kaleng atau wadah tertutup," katanya.
2. Udang
Jean Dible mengatakan, semua makanan laut khususnya udang tiram di pesawat sangat berbahaya. Menurut studi tahun 2015 yang dilakukan oleh Consumer Reports, 60 persen sampel udang beku di laboratorium mengandung Salmonella, Vibrio vulnificus, listeria, atau bakteri E. coli. Hal ini membuat udang menjadi makanan di pesawat yang berisiko.
3. Es Batu
Minuman memang akan terasa lengkap jika disajikan dalam keadaan dingin. Namun perlu diingat, air yang dibuat menjadi es batu dalam pesawat memiliki risiko terkontaminasi.
"Makanan pesawat berisiko yang sering diabaikan adalah es yang disertakan dengan minuman dingin. Ini bisa menjadi sumber penyakit bawaan makanan karena berapa banyak orang yang berbeda menanganinya, meningkatkan risiko kontaminasi," Holly Klamer, MS, seorang Ahli Gizi yang berbasis di Michigan.
Untuk itu, Holly Klamer menyarankan untuk mengonsumsi minuman dingin yang dikemas dalam kaleng atau botol. Hal ini berguna untuk menghindari risiko tak diinginkan yang dibawa melalui es batu.
4. Nasi
Melansir dari BestLife, nasi bisa berubah menjadi makanan berbahaya di pesawat jika tidak cukup hangat setelah dimasak. Hal ini memungkinkan bakteri Bacillus cereus tumbuh.
5. Produk Susu
Para ahli memperingatkan, produk susu seperti yogurt, keju, dan lainnya sangat sensitif serta cepat rusak jika dibawa dalam perjalanan transportasi. Dalam kasus beberapa produk, sulit untuk mengetahui kapan produk tersebut menjadi berbahaya dimakan usai terkontaminasi bakteri seperti listeria.
"Anda tidak dapat melihat apa pun tidak ada bau, tidak ada yang dapat Anda lihat. Itu tidak terlihat," kata Dible.
6. Daging
Daging ayam, sapi, dan babi terkadang dapat menyebabkan keracunan makanan jika tidak dimasak dengan suhu yang tepat. Makanan umumnya keluar secara massal sehingga pramugari tidak selalu memerhatikan apakah hidangan daging tidak disiapkan atau dimasak dengan benar.
"Anda harus sering mendapatkan sesuatu yang mengepul panas, yang tampaknya dimasak dengan baik," ujar Patricia Griffin, MD, kepala cabang Epidemiologi Penyakit Enterik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Patricia Griffin menegaskan, selain memerhatikan suhu, daging juga harus dimasak dengan sangat baik.
Editor: Vien Dimyati