Kim Beom-soo yang juga dikenal sebagai Brian Kim adalah miliarder Korea Selatan serta pendiri dan ketua perusahaan internet, Kakao. Perusahaan tersebut memiliki aplikasi perpesanan terbesar di Korea Selatan, KakaoTalk.
Kim tumbuh dalam kemiskinan, keluarganya yang terdiri dari delapan orang berbagi satu kamar tidur di lingkungan miskin di Seoul. Sementara itu, orang tuanya yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD) pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain untuk mencari nafkah.
Kim merupakan orang pertama di keluarganya yang kuliah, membiayai sekolahnya dengan menawarkan les privat. Dia menghabiskan lima tahun untuk pekerjaan pertamanya sebagai pengembang untuk layanan komunikasi online di unit layanan TI Samsung.
Pada 1998, dia memulai bisnis warnet, Hangame yang kemudian menjadi portal game online. Hangame kemudian bergabung dengan mesin pencari Naver untuk menjadi portal web dominan Korea Selatan, NHN.
Sementara itu, dia memulai KakaoTalk pada 2010. Pada Agustus 2021, Kim berjanji untuk memberikan setengah kekayaannya untuk mengatasi masalah sosial.
Dalam daftar Forbes tahun ini, Kim merupakan orang kaya ke-4 di Korea Selatan. Kekayaannya tercatat sebesar 11,3 miliar dolar AS atau Rp159 triliun.
Kim Bong-jin adalah pendiri dan ketua operator aplikasi pesan antar makanan Korea Selatan, Woowa Brothers. Tahun ini, pria berusia 44 tahun dan istrinya menandatangani Giving Pledge, di mana mereka akan menyumbangkan lebih dari setengah kekayaan mereka untuk amal.
Dalam sebuah pernyataan, Kim menulis tentang kehidupan masa kanak-kanaknya yang sederhana. Dia dibesarkan di sebuah pulau kecil di Korea Selatan, tidur di restoran yang dikelola oleh keluarganya.
"Selama sekolah menengah, saya harus menunggu sampai tamu meninggalkan restoran keluarga kami karena tidak ada kamar tidur untuk saya," katanya.
Dia hampir tidak mampu membiayai kuliahnya di perguruan tinggi seni, namun menurutnya, berkat keberuntungan dan rahmat Tuhan, akhirnya dia berhasil kuliah hingga lulus.
Pengusaha properti China Zhang Xin dikenal sebagai perempuan yang membangun Beijing. Dia dibesarkan di Beijing selama Revolusi Kebudayaan dan sebagai seorang gadis muda, Zhang dan ibunya dikirim ke pedesaan untuk bekerja.
Pada usia 15 tahun, Zhang dan keluarganya pindah ke Hong Kong. Untuk mencari nafkah, dia bekerja di pabrik selama lima tahun dan menabung supaya bisa pergi ke Inggris untuk belajar. Untuk menghidupi dirinya sendiri, Zhang bekerja di toko ikan dan keripik tradisional Inggris yang dikelola oleh pasangan China.
Setelah lulus kuliah, dia bekerja untuk Goldman Sachs di London, kemudian di Hong Kong dan New York. Namun dia memutuskan kembali ke Beijing, di mana dia bertemu suaminya. Mereka kemudian mendirikan Soho China, sebuah perusahaan pengembang properti, yang menjadi salah satu terbesar di negara tersebut.
Berdasarkan data Forbes, Zhang dan suaminya memiliki kekayaan sebesar 3,2 miliar dolar AS atau Rp45 triliun.