Arus keluar modal yang besar dari ekonomi Asia pada pertengahan hingga akhir 1990-an memberi tekanan pada mata uang di kawasan ini. Krisis dimulai di Thailand, di mana pihak berwenang harus mendevaluasi baht Thailand setelah berbulan-bulan berusaha mempertahankan mata uangnya terhadap dolar AS dengan menguras cadangan devisanya.
Kondisi tersebut kemudian menular ke negara lain di Asia, termasuk Indonesia, Korea Selatan, dan Malaysia.
Sejumlah organisasi internasional, seperti IMF dan Bank Dunia akhirnya turun tangan dengan memberikan paket penyelamatan senilai lebih dari 100 miliar dolar AS.
Perusahaan lindung nilai (hedge fund) AS yang sangat berpengaruh kehilangan lebih dari 4 miliar dolar AS dalam rentang waktu beberapa bulan pada 1998 setelah krisis Asia dan krisis keuangan berikutnya di Rusia. Perusahaan mengalami kerugian besar setelah Rusia gagal membayar utang dan mendevaluasi mata uangnya.
Federal Reserve Bank New York membantu menengahi bailout sektor swasta senilai 3,5 miliar dolar AS untuk LTCM dan The Fed memangkas suku bunga tiga kali dalam beberapa bulan berturut-turut.
Krisis keuangan terbesar sejak Depresi Hebat berakar pada pinjaman berisiko kepada peminjam yang goyah, yang mulai kehilangan nilainya setelah bank sentral menaikkan suku bunga pada periode menjelang krisis. Banyak perusahaan mengambil posisi besar dalam obligasi hipotek dengan leverage tinggi yang telah meluas di tahun-tahun sebelumnya.
Krisis tersebut menyebabkan runtuhnya beberapa raksasa Wall Street, seperti Bear Stearns dan Lehman Brothers. Keduanya memiliki posisi besar dalam sekuritas hipotek.
Bencana itu juga melanda raksasa asuransi American International Group (AIG.N), yang membutuhkan bailout sebesar 180 miliar dolar AS. Pemerintah AS menutup Washington Mutual, yang merupakan kegagalan terbesar bank AS. Resesi Hebat yang terjadi adalah penurunan ekonomi terburuk dalam 70 tahun.
Didorong oleh krisis keuangan pada 2008, melonjaknya utang di beberapa ekonomi utama Eropa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada bisnis di kawasan ini.
Yunani termasuk yang paling terpukul karena industri pelayaran dan pariwisata utamanya sensitif secara ekonomi. Kemudian Portugal, Irlandia, dan Siprus juga harus diselamatkan dari default, di mana pengangguran melonjak, terutama di negara-negara yang berbatasan dengan Laut Mediterania.