JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, ada tujuh proyek pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam (smelter) bauksit yang mengalami kendala serius.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno mengatakan, ada sejumlah isu yang membuat sebagian proyek pembangunan smelter molor dari target, di antaranya masalah perizinan, pengadaan lahan, kepastian pasokan listrik hingga pembiayaan.
“Industri bauksit ada tujuh yang mengalami keterlambatan dalam pembangunan smelter-nya,” kata dia dalam Webinar Hilirisasi Mineral Kementerian ESDM, Kamis (15/9/2022).
Berdasarkan data Kementerian Investasi per Juni 2022, baru tiga smelter yang beroperasi dengan kapasitas input bijih bauksit secara keseluruhan 36,9 juta ton. Ketiga smelter itu milik PT Indonesia Chemical Alumina dengan kapasitas output 300.000 chemical grade alumina (CGA), PT Well Harvest Winning dengan kapasitas output 1 juta smelter grade alumina (SGA), dan PT Inalum dengan kapasitas output 250.000 aluminium ingot dan billet.
Kementerian Investasi mencatat, 11 smelter bauksit dengan keluaran SGA yang masih tahap pengerjaan dan 1 pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit dalam tahap konstruksi dengan keluaran CGA. Adapun, 1 smelter dalam tahap perencanaan milik PT Inalum yang ditargetkan memproduksi Aluminium Ingot dan Billet.