Meningkatkan hasil produksi budidaya dengan menetapkan dan merapikan wilayah budidaya, menggunakan bahan pakan lokal yang berkualitas, dan meningkatkan nilai tambah produk dan pemasaran, dengan penekanan pada lima produk budi daya utama, yaitu udang, kepiting, lobster, tilapia, dan rumput laut.
Memaksimalkan pemanfaatan sektor kelautan yang memiliki potensi hingga 1,4 triliun dolar AS per tahun dengan pendekatan inklusif untuk meningkatkan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya, sambil tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan laut. Langkah ini diambil untuk menjaga potensi ekonomi biru Indonesia.
Perkukuh kapabilitas konektivitas maritim dengan meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang maritim, infrastruktur dan sarana transportasi laut, optimalisasi pemanfaatan alur laut dan titik-titik sempit (choke points), serta dukungan dari sistem manajemen transportasi laut yang terintegrasi dengan jalur perdagangan regional dan internasional.
Perkembangan industri galangan kapal, sektor perikanan dan hasil laut, pengelolaan wilayah kampung pesisir, pelestarian laut dan terumbu karang, peningkatan kesejahteraan nelayan, serta kontribusi ekonomi maritim terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi fokus utama. Industrialisasi sektor kelautan diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas pesisir.
Pengembangan area pariwisata kawasan laut, Kawasan Ekonomi Khusus untuk sektor pariwisata laut, dan peningkatan daya tarik investasi di sektor pariwisata maritim.
Menerapkan regulasi yang ketat untuk mengatasi pencemaran kawasan laut termasuk pencemaran yang bersifat lintas batas negara
Hakim menjelaskan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD terus menekankan ekonomi biru sebagai salah satu program yang akan mereka utamakan, mempertimbangkan luasnya wilayah laut Indonesia. Meskipun demikian, potensi ekonomi laut tersebut belum memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB)nasional.
"Kami memilih untuk memberikan prioritas terhadap ekonomi biru karena melihat bahwa sebagai negara dengan 77 persen wilayah laut, kita belum memanfaatkannya secara penuh sebagai tulang punggung PDB. Andil sektor maritim hanya sekitar 7,6 persen, angka yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi yang ada," tutur Hakim.
Wilayah pesisir dan laut Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, mencakup sumber daya alam terbarukan, tidak terbarukan, dan berbagai layanan lingkungan. Potensinya diperkirakan mencapai sekitar 1,4 triliun dolar AS per tahun, atau 1,5 kali PDB Indonesia, dengan potensi untuk menciptakan lapangan kerja bagi 45 juta orang.
Namun, Hakim mengamati bahwa pemanfaatan potensi ekonomi kelautan masih rendah, terlihat dari anggaran yang minim untuk sektor tersebut. Hal ini mengakibatkan kurangnya peningkatan distribusi pendapatan dari sektor kelautan.
Dalam upaya mengoptimalkan misi ekonomi biru, Ganjar-Mahfud berencana untuk memulainya dengan mengeksplorasi potensi yang lebih mudah diakses dan dapat dikapitalisasi, seperti mengembangkan budidaya rumput laut di berbagai wilayah.