Tak hanya laba, pendapatan Pertamina tahun 2022 juga meningkat menjadi 84,89 miliar dolar AS atau naik 48 persen dari tahun 2021 yang mencapai 57,5 miliar dolar AS.
“Dalam sejarah untung paling besar sekalipun harga minyak paling tinggi. Tahun lalu, ini belum diaudit ya, tahun 2022 kita untung 3,8 miliar dolar AS kalau ga salah. Tahun lalu kita untung 4,3 miliar dolar AS, tapi belum diaudit, tapi ini terus naik untungnya nih karena sistem,” ucapnya.
Untuk tahun ini, lanjut Ahok, dirinya meminta agar Dewan Direksi Pertamina memotong anggaran pengadaan barang atau jasa (procurement) sebesar 50 persen. Permintaan ini sebelum Ahok mengajukan surat pengunduran diri kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
Menurutnya, harus ada pemotongan lantaran banyak markup dalam proses procurement.
“Tahun ini saya minta, procurement pengadaan barang jasa harus potong 50 persen, saya enggak motong. Gua udah pelajarin semua banyak markup, banyak double, macam-macam. Potong 50 persen, terus 46 lah takut ga capai kan, udah, gua mah orangnya cincai lah, kita dagang lah yang penting kan cincai, asal cuan, sama cengli ya gak,” katanya.