"Kemudian trade policy uncertainty (ketidakpastian kebijakan perdagangan) juga tinggi, sehingga kita masuk dalam kebijakan yang uncertain (tidak pasti)," kata dia.
Airlangga menyampaikan pasar uang juga bergejolak. Nilai sejumlah mata uang menurun.
Rantai pasok global, kata dia, juga terganggu. Menurutnya, banyak korporasi yang akan menahan konsumsi hingga berujung penurunan.
"Bahkan wait and see untuk melakukan investasi atau pun ekspansi," tutur dia.
Airlangga mengatakan, secara rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia relatif menurun di angka 2,7 persen. Hanya India yang diproyeksikan tinggi di angka 6 persen.
"Namun dengan adanya trade policy Trump ini diperkirakan ada koreksi sekitar setengah persen," ujar dia.