Investor mempertanyakan apakah Amazon akan menawarkan layanan kargo udara ke perusahaan lain, sebagai cara untuk menghasilkan aliran pendapatan baru.
Untuk saat ini, wakil presiden Amazon Global Air, Sarah Rhoads, mengatakan perusahaan fokus menangani volume paketnya sendiri. “Saat ini, kami pasti fokus pada pelanggan kami. Kami membangun hub di Cincinnati untuk melayani pelanggan Amazon kami, tidak ada tujuan lain selain itu,” kata Rhoads, seperti dikutipm CNBC, Rabu (11/8/2021).
Amazon Air sekarang memiliki lebih dari 75 pesawat dalam jaringan, dan perusahaan mengharapkan untuk memiliki lebih dari 80 pesawat pada tahun ini, dan 85 pesawat pada 2022, baik yang disewa maupun dimiliki.
Atlas Air Worldwide Holdings dan Air Transport Services Group termasuk di antara operator Amazon Air. Tahun lalu, maskapai penumpang rekreasi berbiaya rendah Sun Country mulai menerbangkan Boeing 737 yang dikonversi untuk Amazon Air.
Pada Januari 2021, Amazon mengakuisisi 11 jet Boeing 767-300 bekas dari maskapao Delta dan WestJet, yang merupakan pembelian pesawat langsung pertamanya karena harga pesawat turun di masa pandemi Covid-19.
“Kami belajar banyak sebagai perusahaan melalui proses memiliki dan bekerja melalui konversi pesawat. Sebagian besar tergantung pada ketersediaan bahan baku dan apa yang paling masuk akal untuk jaringan kami dan juga pelanggan kami,” ujar Rhoads.
Ketika ditanya apakah Amazon akan memperluas jumlah maskapai yang menerbangkan jaringan udaranya, atau memiliki maskapai secara langsung, Rhoads mengatakan bahwa perusahaan tersebut fokus pada kemitraan seperti yang diterapkan saat ini.
“Kami menjadi jaringan yang cukup besar dan kami senang dengan layanan yang kami dapatkan saat ini,” ungkap Rhoads.
Amazon juga telah memperluas unit logistik penerbangannya di luar AS, membuka hub udara regional seluas 20.000 meter persegi di Bandara Leipzig, Halle, di Jerman, pada November 2020.