JAKARTA, iNews.id - Anak usaha PT PLN (Persero), PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) melaksanakan Go Live Komersial Co-Firing Biomassa PLTU Paiton berkapasitas 2 x 400 Megawatt (MW). Hal itu dilakukan PJB untuk mengakselerasi pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Direktur Mega Project PLN Muhammad Ikhsan Asaad menuturkam, Co-Firing ini akan dilaksanakan di 52 unit PLTU milik PLN yang berkapasitas 18.184 MW. Dari kapasitas itu diharapkan 5 persennya akan menggunakan biomassa atau sekitar 900 MW PLTU dikonversi menjadi EBT.
Dirut PT PJB Iwan Agung Firstantara menyampaikan, keunggulan dari inovasi Co-Firing ini adalah pengurangan penggunaan fossil fuel power plant menjadi green power plant sehingga mengurangi emisi SOx dan NOx. "Inovasi ini tentunya mendukung target bauran EBT 23 persen di tahun 2025 tanpa diperlukan investasi pembangkit EBT baru yang memerlukan capex cukup besar. Ini adalah salah satu inovasi untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi di dunia," ujar dia dalam keterangannya, Kamis (11/6/2020).
PJB sudah meriset biomassa sejak tahun 2017 dengan beberapa Lembaga riset nasional seperti perguruan tinggi dan OEM Boiler manufacture. Hasilnya, PJB mulai menguji Co-Firing ini sejak September 2019 pada pilot project di PLTU Paiton. Hingga saat ini, PJB sudah berhasil menguji di 5 PLTU yakni PLTU Paiton, PLTU Rembang, PLTU Indramayu, PLTU Ketapang dan PLTU Tenayan.
Pengujian yang dilakukan PJB dengan jenis boiler yang berbeda dan tiga jenis biomassa yang berbeda yakni wood pellet, cangkang sawit dan saw dust. “Co-Firing menawarkan aspek positif bagi lingkungan di industri kelistrikan. Kami sangat berharap inovasi ini dapat diterapkan di seluruh pembangkit listrik di Indonesia. Co-Firing adalah solusi tepat dalam menjaga bumi kita agar terwujud Indonesia yang lebih hijau sehingga tetap bisa dihuni dengan nyaman oleh kita, anak cucu kita kelak," ujar dia Iwan Agung.
Seperti diketahui, saat ini dunia berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 29 persen sampai tahun 2030. Di Indonesia, upaya tersebut salah satunya tercermin melalui RUPTL PLN, dengan menargetkan Bauran Energi Nasional untuk EBT 23 persen pada 2025.