NEW YORK, iNews.id - Sejumlah perusahaan teknologi besar melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena kekhawatiran resesi. Namun Apple belum melakukannya.
Adapun beberapa perusahaan teknologi besar yang telah melakukan PHK, yakni Microsoft, Amazon, Alphabet, dan Meta. PHK dilakukan dengan alasan kondisi ekonomi makro dan kemungkinan resesi di masa depan. Di sisi lain, mereka juga terlalu cepat menambah karyawan selama dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19.
Pada 2020, lockdown yang meluas membuat aplikasi internet menjadi lebih penting bagi banyak orang, sehingga mendorong meningkatnya bisnis bagi perusahaan teknologi. Melonjaknya penjualan dan laba pada 2021, membuat mereka menambah karyawan dalam jumlah besar dengan harapan akan membantu kesuksesan di masa depan, namun melambatnya pertumbuhan menyebabkan mereka harus menyesuaikan diri.
Sementara banyak perusahaan melakukan penambahan karyawan selama dua tahun terakhir, Apple sebaliknya. Apple tidak menambah karyawan sejak pandemi dan hingga kini pun belum mengumumkan rencana PHK.
Berdasarkan tinjauan pengajuan Securities and Exchange Commission (SEC), Microsoft memiliki 221.000 karyawan tetap pada akhir Juni 2022. Jumlah ini bertambah 40.000 karyawan pada 2021 atau naik 22 persen. Tahun sebelumnya, Microsoft juga telah menambah 18.000 karyawan, melonjak 11 persen.
Dalam catatan tentang PHK Microsoft, analis Wedbush Dan Ives mengatakan bahwa sektor teknologi harus mengeluarkan uang selama pandemi untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
"Redmond perlu merekrut secara agresif bersama dengan sektor teknologi lainnya dan membelanjakan uang seperti Rock Stars tahun 1980-an untuk mengimbangi permintaan yang melonjak," tulis Ives dalam catatannya, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/1/2023).
Adapun Amazon lebih rumit dibanding Microsoft karena memiliki tenaga kerja per jam yang sangat besar untuk gudangnya, serta karyawan kantor yang terlihat di sebagian besar perusahaan teknologi.Pada 2021, Amazon menambah 310.000 karyawan, mengikuti ekspansi yang lebih besar pada 2020, ketika tumbuh lebih dari 38 persen dan menambah setengah juta karyawan.