Balas Sanksi Barat, Rusia Larang Ekspor 200 Produk hingga Akhir 2022

Suparjo Ramalan
Balas sanksi Barat, Rusia larang ekspor 200 produk hingga akhir 2022. Foto: Reuters

MOSKOW, iNews.id - Rusia membalas sanksi Barat kerena menginvasi Ukrainan, dengan memberlakukan larangan ekspor pada sejumlah produk hingga akhir tahun ini. Larangan tersebut meliputi, ekspor telekomunikasi, medis, kendaraan, pertanian, peralatan listrik, dan beberapa produk kehutanan seperti kayu. 

Kementerian Ekonomi Rusia menyatakan, langkah-langkah lebih lanjut bisa mencakup pembatasan kapal asing dari pelabuhan Rusian. 

"Langkah-langkah ini adalah respons logis terhadap sanksi yang dikenakan pada Rusia," kata Kementerian, dikutip dari BBC, Jumat (11/3/2022). 

Kementerian Ekonomi menambahkan, larangan terhadap negara-negara yang telah melakukan tindakan tidak bersahabat kepada Rusia bertujuan untuk memastikan fungsi sektor-sektor utama ekonomi tidak terganggu. Larangan ekspor mencakup lebih dari 200 produk dan akan berlangsung hingga akhir 2022.

Sementara itu, pemerintah Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia, terutama atas pembelian minyak, dan terhadap miliarder oligarki yang dianggap dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sekitar 48 negara akan terpengaruh dari larangan ini, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Perintah itu menyatakan, pengecualian ekspor dapat dilakukan untuk wilayah Georgia yang memisahkan diri di Ossetia Selatan dan Abkhazia dan untuk anggota Uni Ekonomi Eurasia yang dipimpin Rusia.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengatakan, larangan tersebut mencakup ekspor barang yang dibuat oleh perusahaan asing yang beroperasi di Rusia. Barang tersebut termasuk mobil, gerbong kereta api, dan kontainer.

Sejumlah perusahaan asing secara massal  meninggalkan atau menghentikan investasi di Rusia, di antaranya raksasa industri dan pertambangan seperti Caterpillar dan Rio Tinto, Starbucks, Sony, Unilever dan Goldman Sachs.

Pada Rabu (9/3/2022), Moskow menyetujui undang-undang yang mengambil langkah pertama menuju nasionalisasi aset perusahaan asing yang meninggalkan negara itu.

"Pemerintah Rusia sudah mengerjakan langkah-langkah, yang meliputi pailit dan nasionalisasi properti organisasi asing. Perusahaan asing harus memahami bahwa kembali ke pasar kami akan sulit," ujar mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Internasional
18 jam lalu

Trump: Amerika Bisa Ledakkan Dunia 150 Kali dengan Nuklir, Singgung Rusia dan China

Internasional
20 jam lalu

Trump Tuduh Rusia dan China Diam-Diam Uji Coba Senjata Nuklir

Internasional
3 hari lalu

Deklarasi Akhir KTT APEC 2025 Tak Masukkan Isu Ukraina, Ini Hasilnya

Internasional
2 hari lalu

Perang Dingin Gaya Baru: Rusia-AS Saling Tunggu Siapa Tembak Nuklir Duluan

Internasional
3 hari lalu

Tegang soal Senjata Nuklir, Rusia Akan Balas Amerika jika Langgar Moratorium

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal