MOSKOW, iNews.id - Rusia mengancam akan menutup pipa gas utama ke Jerman dan memperingatkan harga minyak bisa tembus 300 dolar AS jika negara Barat melanjutkan larangan impor minyak dari Rusia.
"Sangat jelas penolakan terhadap minyak Rusia akan menyebabkan konsekusensi bencara bagi pasar global. Kenaikan harga (minyak) tidak bisa diprediksi, tapi akan menjadi 300 dolar AS per barel atau lebih," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, dikutip dari CNBC International, Rabu (9/3/2022).
Novak juga mengutip keputusan Jerman pada bulan lalu untuk menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 yang sangat kontroversial.
"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang sesuai dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1. Sejauh ini kami belum mengambil keputusan itu, namun politikus Eropa dengan pernyataan dan tuduhan mereka terhadap Rusia mendorong kami ke arah itu," tuturnya.
Komentar Novak datang setelah serangan Rusia ke Ukraina memasuki minggu kedua, dengan krisis kemanusiaan yang diperkirakan akan memburuk ketika Kremlin melanjutkan invasinya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan 1,7 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia ke negara itu pada 24 Februari. Ini digambarkan sebagai krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sebelumnya berencana memberlakukan larangan impor minyak dan gas dari Rusia sebagai cara untuk menghukum Moskow. Namun, Jerman, Belanda, dan Inggris tampaknya mundur dari embargo Barat yang terkoordinasi terhadap ekspor energi Rusia.