Terkait dengan persiapan, lanjutnya, Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah IV Bali telah melakukan koordinasi dengan pengelola bandara yaitu PT. Angkasa Pura I dan stakeholder lainnya.
Adapun sejumlah persiapan yang dilakukan Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara antara lain:
- penanganan ground handling
- garbarata
- pengisian bahan bakar (fuel handling)
- Custom
- Immigration and Quarantine (CIQ)
- Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran(PK-PPK)
- Penanganan penumpang (pax handling).
“Kami juga harus memastikan kesiapan alternate aerodrome yaitu bandara alternatif terdekat yang mampu menampung pesawat A380, apabila terjadi gangguan di Bandara Ngurah Rai,” ujar Kristi.
Selain itu, lanjutnya, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub juga menyiapkan Tim Assesment yang akan turun langsung memastikan persiapan pengoperasian dan melakukan penilaian terhadap Standard Operating Procedure (SOP)l yang dibuat oleh pengelola Bandara Ngurah Rai yaitu PT. Angkasa Pura I.
Kristi berharap, semua persiapan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat diselesaikan sebelum pengoperasian pesawat Airbus A380 di bulan Juni 2023 nanti.
“Kami harus pastikan semua fasilitas sudah lengkap agar operasi penerbangan dan pelayanan berjalan selamat, aman, dan nyaman,” tutur Kristi.