Sementara, Peneliti dan Akademisi dari Universitas Indonesia, Pos M. Hutabarat pada buku Pentingnya Stabilisasi Pangan Indonesia, menyebut bahwa petani beras di Indonesia belum keluar dari kemiskinan walaupun kesejahteraan petani mengalami perbaikan dalam 6 tahun terakhir. Ini tercermin dari meningkatnya angka Nilai Tukar Petani (NTP).
"Tetapi pendapatan rata-rata petani padi dari hasil usaha tani masih sangat rendah, di bawah Upah Minimum Regional (UMR)," tulis Pos Hutabarat.
Untuk itu diperlukan upaya agar profesi petani ini masih menarik bagi generasi muda sehingga hasil produksi tetap terjaga.
“Profesi petani harus diupayakan untuk bisa menarik minat generasi muda. Bagaimana caranya agar pendapatan yang mereka peroleh dari bertani, bisa bersaing dengan pendapatan yang diterima oleh generasi muda yang bekerja di kantoran,” ucap Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krishnamurthi.
Bayu menambahkan, melalui Mitra Tani, Perum Bulog hadir mendampingi para petani memecahkan persoalan yang bisa mempengaruhi produksi berasnya.
Program transformasi dari hulu ke hilir yang sedang dilaksanakan oleh Bulog memiliki 4 visi yaitu kepercayaan, kepemimpinan pada rantai pasok pangan, pelayanan prima dan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.