“Kami mengapresiasi komitmen Pemda Provinsi dan Kabupaten, yang turut serta membantu mengoptimalkan bandara ini, dengan membantu membangun akses jalan, dan lain sebagainya,” kata Budi Karya.
Sebagai informasi, setelah Bandara Ngloram, Kemenhub tengah membangun bandara di sejumlah daerah, yakni Fakfak, Mentawai, Mandailing Natal, Asmat, dan Nabire, yang ditargetkan selesai tahun 2022.
Sebelumnya Bandara Ngloram adalah bandara milik PT Pertamina yang dibangun untuk menunjang operasional perusahaan dan sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 1984. Sejak dialihkan pada tahun 2018, Bandara Ngloram mulai dibangun oleh Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara sejak tahun 2019 s.d 2021 menggunakan APBN.
Pembangunan yang dilakukan diantaranya: perpanjangan runway, pelapisan, pembuatan taxiway, apron, pagar pengaman, dan terminal penumpang, senilai total Rp. 132 miliar. Desain pembangunan terminal penumpang bandara ini merupakan hasil karya arsitek pemenang sayembara desain bandara.
Bandara Ngloram memiliki landas pacu (runway) sepanjang 1500 m x 30 m yang mampu didarati pesawat ATR 72, taxiway 142 m x 23 m, apron 90 m x 60 m, dan terminal penumpang seluas 3.526 m² yang dapat menampung kapasitas hingga 210 ribu penumpang per tahun. Athika Rahma