"Tolong pak, kalau bapak jadi presiden, tolong soal impor gula ini dibenahi. Kasihan petani kecil," katanya.
Terkait hal tersebut, Ganjar menyebut persoalan di Indonesia yang mendesak diselesaikan adalah soal data. Data impor gula misalnya, harus diperbaiki agar kebijakan itu benar-benar tepat sasaran dan tidak merugikan.
"Oh iya ini bagus sekali. Para petani wadul, mbok kalau impor gula itu tebu petaninya dibeli lebih dulu. Jangan sampai kebutuhannya lebih berat impor, maka kita tidak akan pernah mandiri," ujar Ganjar
Sebenarnya, di Jawa Tengah Ganjar sering mendengar persoalan yang sama. Misalnya, disampaikan petani tembakau yang merugi akibat tembakau mereka tak laku karena impor.
"Pak kita tuh belum terbeli semua tapi keran impornya dibuka jadi murah. Cerita impor ini jadi cerita atau pertunjukan makin tidak mandirinya kita dalam bidang perekonomian, wabil khusus bidang pertanian," ucapnya.
Catatan-catatan itu lanjut Ganjar, menjadi masukan yang akan dia godok untuk menjadi kebijakan. Ganjar memastikan, bahwa data akan diperbaiki agar kebijakan termasuk kebijakan impor bisa tepat. Impor gula baru dilakukan setelah memastikan kebutuhan dalam negeri dari hasil penyerapan hasil petani.
"Jadi itu catatan penting yang neracanya kami coba baca untuk bisa mencarikan solusi dalam menyeimbangkan ini. Sehingga petani dalam negeri mendapatkan tempat yang utama dan pertama," katanya.