Amalia menjelaskan, perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga cenderung kecil. Kelompok ini bahkan masih jadi penopang ekonomi nasional, dibandingkan ekspor, investasi maupun belanja pemerintah.
Secara komponen, maka konsumsi yang melambat lebih dalam terjadi pada perumahan dan perlengkapan rumah tangga, transportasi komunikasi, restoran dan hotel.
Amalia mengakui pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan secara tahunan tetapi meski melambat masih tumbuh. Nilai nominal harga berlakunya sebesar Rp2.993 triliun. Adapun pada kuartal III 2023 hanya Rp2.787 triliun.
"Jadi secara level nilai harga berlaku, konsumsi rumah tangga relatif tinggi dibanding kuartal III 2023 karena masih tumbuh," ucap Amalia.