MOSKOW, iNews.id - Restoran cepat saji, Burger King masih mengalami kesulitan untuk keluar dari Rusia. Perusahaan telah berjanji untuk meninggalkan negara itu sejak satu tahun lalu dan masih beroperasi hingga saat ini.
Mengutip BBC, Restaurant Brands International (RBI), yang memiliki 15 persen saham di bisnis waralaba makanan cepat saji di Rusia menyampaikan pada Maret 2022 bahwa mereka telah memulai proses untuk meninggalkan Rusia.
Sejak pecahnya perang di Ukraina, perusahaan-perusahaan Barat berada di bawah tekanan untuk meninggalkan Rusia. Kritikus menuduh RBI 'mempertahankan rezim Putin' karena gagal melepaskan kepemilikannya di bisnis Rusia.
RBI, salah satu perusahaan restoran cepat saji terbesar di dunia, menyebut, perjanjian waralaba mereka yang rumit menyebabkan kesulitan untuk mencoba keluar dari Rusia. Kesepakatan tersebut merupakan usaha patungan dengan tiga mitra lainnya terhadap sekitar 800 restoran.
Presiden RBI, David Shear menyampaikan, operator utama Burger King di Rusia menolak untuk menutup gerainya setelah serangan pertama di Ukraina. Namun, dia menambahkan, perusahaan telah memulai proses untuk melepaskan 15 persen kepemilikan saham dan hal itu akan memakan waktu cukup lama.