JAKARTA, iNews.id - Banyak negara terkaya di dunia yang juga merupakan negara terkecil di dunia. Pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi global hampir tidak mengurangi kekayaan negara-negara tersebut.
Mengutip Global Finance, sejumlah negara yang sangat kecil dan sangat kaya seperti Luksemburg dan Singapura mendapat manfaat dari memiliki sektor keuangan canggih dan pajak yang menarik investasi asing, talenta profesional, dan simpanan bank yang besar.
Sementara, negara lain seperti Qatar memiliki cadangan hidrokarbon atau sumber daya alam lain yang besar. Kasino yang berkilauan dan gerombolan wisatawan juga baik untuk bisnis surga perjudian di Asia, seperti Makau tetap menjadi salah satu negara paling makmur di dunia meski[un sudah hampir tiga tahun melakukan lockdown dan pembatasan perjalanan terkait pandemi.
Meski produk domestik bruto (PDB) mengukur nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi suatu negara, membagi output dengan jumlah penduduk tetap adalah cara yang lebih baik untuk menentukan seberapa kaya atau miskin penduduk suatu negara dibandingkan dengan penduduk negara lain.
Namun, hanya ketika memperhitungkan tingkat inflasi dan harga barang dan jasa lokal kita dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai standar hidup rata-rata suatu negara, angka yang dihasilkan inilah yang disebut paritas daya beli (PPP) sering kali dinyatakan dalam dolar internasional. Hal ini memungkinkan untuk perbandingan antara negara-negara yang berbeda.
Berikut daftar 5 negara terkaya di dunia 2023:
Sebagai negara yang hanya berpenduduk 5 juta jiwa, Republik Irlandia merupakan salah satu negara yang paling terkena dampak krisis keuangan tahun 2008. Setelah melakukan sejumlah strategi reformasi yang sulit secara politik seperti pemotongan besar-besaran pada gaji sektor publik dan restrukturisasi industri perbankan, negara kepulauan ini mendapatkan kembali kesehatan fiskalnya.
Irlandia merupakan salah satu negara surga pajak (tax havens) terbesar di dunia, yang memberikan manfaat lebih besar kepada perusahaan multinasional dibandingkan masyarakat Irlandia pada umumnya. Pada pertengahan tahun 2010-an, banyak perusahaan besar Amerika, seperti Apple, Google, Microsoft, Meta, dan Pfizer memindahkan tempat tinggal fiskal mereka ke Irlandia untuk mendapatkan keuntungan dari tarif pajak perusahaan yang rendah sebesar 12,5 persen.
Pada tahun 2022, perusahaan multinasional ini menyumbang sekitar 56 persen dari total nilai tambah perekonomian Irlandia, naik dari 53 persen pada tahun 2021, menurut angka dari Kantor Pusat Statistik. Namun demikian, Irlandia berencana untuk menyelaraskan tarif pajak perusahaan minimumnya dengan standar global sebesar 15 persen pada tahun 2024.
Luksemburg menggunakan sebagian besar kekayaannya untuk menyediakan perumahan, layanan kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik bagi masyarakatnya, yang sejauh ini menikmati standar hidup tertinggi di Zona Euro. Meskipun krisis keuangan global dan tekanan dari Uni Eropa dan OECD untuk mengurangi kerahasiaan perbankan mungkin berdampak kecil terhadap perekonomian Luksemburg, wabah Covid-19 memaksa banyak perusahaan tutup dan menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi para pekerja.
Namun, negara ini telah mengatasi pandemi ini lebih baik dibandingkan sebagian besar negara tetangganya di Eropa. Perekonomiannya pulih dari pertumbuhan -0,8 persen pada 2020 menjadi pertumbuhan 5,1 persen pada 2021. Sayangnya pemulihan tersebut tidak berlangsung lama, di mana perekonomian Luksemburg hanya tumbuh sebesar 1,5 persen pada 2022 dan kemungkinan hanya akan mencapai 1,1 persen pada 2023 karena rendahnya kepercayaan dunia usaha dan konsumen serta harga energi dan pangan yang lebih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi yang lemah mungkin tidak layak untuk dikeluhkan, mengingat PDB Luksemburg mencapai angka 100.000 dolar AS per kapita pada 2014 dan tidak pernah mengalami kemunduran lagi sejak saat itu.