Dari Bisnis Buku Tahunan SMA, Perempuan Ini Miliki Perusahaan Senilai Rp456 Triliun

Suparjo Ramalan
Cofounder & CEO Canva, Melanie Perkins memulai bisnis dari buku tahunan SMA hingga punya perusahaan senilai Rp456 triliun. (Foto: CNBC)

SYDNEY, iNews.id - Pengusaha muda asal Australia, Melanie Perkins memulai bisnisnya dari buku tahunan sekolah menjadi perusahaan yang kini bernilai 32 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp456 triliun.

Perkins merupakan salah satu pendiri dan CEO Canva, yakni platform desain online yang bisa digunakan secara gratis. Dia mulai bisnisnya dengan membangun produk desain untuk menyaingi raksasa teknologi seperti Microsoft dan Adobe

"Tujuan kami untuk mengambil seluruh ekosistem desain, mengintegrasikan ke dalam satu halama, kemudian membuatnya bisa diakses oleh seluruh dunia," kata dia dikutip dari CNBC, Minggu (5/9/2021). 

CEO yang saat ini berusia 32 tahun itu memulai perusahaan di Australia pada 2013 lalu dalam upaya untuk membuat desain dapat diakses oleh semua orang, baik itu logo, kartu nama, atau presentasi. Dalam lima tahun, dia menjadi terkenal karena menjadi salah satu CEO wanita termuda di bidang teknologi, saat usianya baru 30 tahun.

Dua tahun kemudian, perusahaan yang berkantor pusat di Sydney itu kini bernilai 3,2 miliar dolar AS, membuat Perkins dan pendiri lain yang juga tunangannya, Cliff Obrecht memiliki kekayaan pribadi yang diperkirakan mencapai 900 juta dolar AS atau Rp12,83 triliun. Dan semua kekayaannya tersebut dimulai dari bisnis buku tahunan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Perkins baru berusia 19 tahun ketika dia pertama kali dikejutkan oleh gagasan tersebut. Saat itu tahun 2006, dia dan Obrecht sedang belajar di universitas di Perth. Mereka mencari penghasilan sampingan dengan mengajar program desain untuk siswa. Namun dia menganggap platform yang ditawarkan oleh Microsoft dan Adobe sangat sulit dan dia merasa pasti ada cara yang lebih baik.

"Orang-orang harus menghabiskan satu semester penuh untuk belajar di mana tombol-tombolnya berada, dan itu tampak sangat konyol. Saya pikir di masa depan semuanya akan online dan kolaboratif serta lebih sederhana daripada alat yang sangat sulit ini," tutur Perkins. 

Akhirnya, dia dan Obrecht mulai bekerja membuat visi itu menjadi kenyataan. Dengan sedikit sumber daya dan pengalaman bisnis, pasangan itu mulai dengan menciptakan bisnis desain buku tahunan sekolah secara online, Fusion Books, untuk menguji ide mereka.

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Internasional
2 bulan lalu

Microsoft Pecat 2 Pegawai gara-gara Desak Putuskan Hubungan Perusahaan dengan Israel

Seleb
3 bulan lalu

Siapa Sebenarnya Vicky Kharisma, Mantan Suami Acha Septriasa?

Bisnis
3 bulan lalu

Kisah CEO Figma Dylan Field, Putus Kuliah tapi Sukses Jadi Miliarder Teknologi

Internet
4 bulan lalu

Terjadi Lagi, Microsoft PHK 9.000 Karyawan demi AI

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal