Adapun total pendapatan dari anggaran publik dan pemerintah hingga kuartal III tahun ini mencapai 19,9 triliun yuan. Pendapatan publik turun 6,6 persen dari tahun sebelumnya, dan melambat dibanding delapan bulan tahun ini sebesar 8 persen. Kementerian Keuangan China menyatakan, pendapatan publik bisa meningkat 4,1 persen jika bukan karena potongan pajak.
Kendati demikian, sebagian besar keringanan pajak dibagikan pada April-Juni, telah menyebabkan peningkatan pendapatan dalam beberapa bulan terakhir. Untuk September saja, pendapatan naik 8,4 persen dari tahun lalu menjadi 1,5 triliun yuan. Pendapatan dari penjualan tanah turun 28,3 persen secara tahunan dalam sembilan bulan pertama tahun ini menjadi 3,85 triliun yuan dibandingkan dengan penurunan selama delapan bulan 2022 sebesar 28,5 persen.
Pengembang properti tidak mau membeli tanah karena mereka bergulat dengan krisis likuiditas yang sedang berlangsung. Hal itu telah mendorong beberapa pemerintah daerah (pemda) menjual tanah kepada BUMN demi menghasilkan pendapatan langsung. Praktik tersebut mendorong Kementerian Keuangan melarang pemda membeli tanah dengan uang pinjaman atau menggelembungkan pendapatan penjualan tanah mereka melalui pembelian oleh BUMN.
Sementara itu, total pengeluaran pemerintah dalam sembilan bulan pertama senilai 27,1 triliun yuan. Ini termasuk 19 triliun yuan dalam pengeluaran publik, yang meliputi pendidikan, perawatan kesehatan, pertahanan dan penelitian ilmiah.
Jumlah itu naik 6,2 persen dibandingkan kenaikan 6,3 persen pada periode Januari-Agustus. Pengeluaran di bawah anggaran dana pemerintah melonjak 12,5 persen, turun dibanding delapan bulan pertama 2022 yang naik 23,4 persen.
Pengeluaran fiskal yang kuat telah menjadi pendorong utama permintaan domestik tahun ini karena konsumsi rumah tangga telah terpukul oleh wabah Covid dan kepercayaan yang menurun. Ekonom Yuekai Securities Co. Luo Zhiheng mengatakan, China perlu meningkatkan defisit resminya, yang mencakup anggaran publik menjadi lebih dari 3 persen dari PDB tahun depan.
Adapun pemerintah menetapkan target defisit tahun ini sekitar 2,8 persen dari PDB. Menurutnya, peningkatan defisit diperlukan untuk mengatasi tekanan fiskal yang diperkirakan akan meningkat sebagian karena merosotnya sektor perumahan.