Menurut Silvia, kajian ini penting karena perubahan rute akan berdampak pada perhitungan bisnis, termasuk biaya. Selain itu, perubahan rute juga bisa mengubah posisi rel MRT apakah semuanya di bawah tanah (underground) atau ada beberapa stasiun yang di atas jalan (elevated).
"Kalau arahannya sudah jelas di mana (pengganti Kampung Bandan), kita harus lakukan kajian teknisnya juga dari titik akhir stasiun sekarang. Misal di Kota ya sampai ke depo itu," katanya.
Kendati demikian, Silvia memastikan adanya perubahan rute tidak akan mengubah target operasi proyek MRT Fase II. Dengan kata lain, poryek ini akan dikerjakan mulai tahun depan sehingga bisa beroperasi pada 2024. (Giri Hartomo)