JAKARTA, iNews.id - Salah satu tangki kilang minyak Cilacap milik Pertamina terbakar pada Jumat malam (11/6/2021), diduga karena sambaran petir. Insiden kebakaran di kilang minyak sudah beberapa kali dialami perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah tersebut.
Perseroan tercatat memiliki enam unit kilang minyak (Refinery Unit/RU) milik di sejumlah daerah di Indonesia. Total produksi di enam kilang tersebut mencapai 1.031 barel per hari (MBSD). Di antara kilang tersebut pernah mengalami mengalami insiden kebakaran selama beberapa tahun belakangan ini.
MNC Portal Indonesia merangkum kilang minyak Pertamina yang pernah mengalami insiden kebakaran, di antaranya:
Sebelum Kilang Cilacap kembali dilalap api terjadi pada Jumat lalu, init pengelolaan (UP) IV pernah mengalami insiden serupa pada 9 Maret 2008 lalu. Kejadian ini bermula saat muncul kilatan api (flashing) di Fin Fan Cooler (alat pendingin) di FOC I. Akibatnya, empat orang terbakar, dua di antaranya meninggal dunia.
Setahun berselang, kebakaran hebat kembali terjadi di kilang minyak tersebut. Kebakaran terjadi di areal unit pengolahan IV Pertamina Cilacap, sekitar pukul 08.10 WIB pada 3 Juni 2009.
Kemudian pada 2016, kebakaran kembali terjadi pada tangki Asphalt yang tengah dalam perbaikan. Pertamina memastikan bahwa tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut.
Kilang minyak Dumai
Kejadian serupa juga terjadi di Kilang Unit II Dumai, Riau meledak. Akibat ledakan yang terjadi pada 16 Februari 2014 pukul 23.00 WIB, sejumlah tangki berisi minyak mentah berhamburan dan terbakar mengenai rumah warga di sekitar.
Kilang minyak Balikpapan
Di Balikpapan, Kalimantan Timur, api juga menghanguskan kilang V. Insiden terjadi pada 19 Juni 2020. Berdasarkan informasi, kobaran api berasal dari salah satu area Hydrocracker Unit Plant 3B.
Sebanyak 3 unit mobil pemadam dan 3 unit trailer foam milik Pertamina dikerahkan untuk memadamkan api. Pertamina memastikan kejadian di area tersebut tidak sampai mengganggu produksi kilang. Insiden ini juga tidak menimbulkan korban dan dampak luas.