Dikuasai Gopay dan Ovo, Penetrasi Fintech Lambat Berkembang

Isna Rifka Sri Rahayu
Hanya 5 persen masyarakat Indonesia yang mengakses layanan fintech. Posisi Indonesia berada di urutan paling bawah. Bahkan, kalah dari Myanmar (6 persen) dan Thailand (10 persen). (Foto: ilustrasi/Okezone)

JAKARTA, iNews.id - Akses masyarakat terhadap fintech masih sangat rendah. Sedikitnya pemain fintech disinyalir menjadi penyebab penetrasinya berjalan lambat.

Saat ini, ada dua pemain besar yang mendominasi bisnis pembayaran digital di Indonesia, yaitu Gopay dan Ovo. Meski pemain serupa mulai muncul, keduanya masih mendominasi pasar.

Partner McKinsey Indonesia Guillaume de Gantes mengatakan, penetrasi fintech baru 5 persen. Dia memprediksi penetrasi fintech berpotensi mencapai 15 persen asalkan makin ramai pemain di industri tersebut.

"Jumlahnya akan lambat jika jumlah kompetitor terbatas seperti saat ini. Ya, (semakin banyak kompetitor) jadi industri akan tumbuh lebih cepat," ujarnya di Wisma GBKI, Jakarta, Senin (11/2/2019).

Penetrasi fintech di Indonesia masih tergolong rendah, bahkan apabila dibandingkan dengan Myanmar (6 persen) dan Thailand (10 persen). de Gantes menilai, banyak faktor yang menyebabkan laju pertumbuhan penetrasi fintech berbeda-beda.

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Internet
25 hari lalu

Jadi Pusat Pertumbuhan Fintech, Indonesia Hadir dalam Konferensi Financial Technology di Hong Kong

Internet
12 bulan lalu

Gunakan Teknologi AI, Platform Digital Usaha Kecil Menengah Modalku Dapat Kucuran Investasi

Nasional
12 bulan lalu

Menelusuri Jejak Pelanggaran Etika Bisnis: Pinjaman Online Ilegal 

Bisnis
1 tahun lalu

OJK Panggil dan Awasi Ketat KoinP2P gegara Masalah Gagal Bayar

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal