JAKARTA, iNews.id - Setelah dilakukan integrasi sistem menyeluruh selama beberapa bulan terakhir, KRL Yogyakarta-Solo mulai uji coba penumpang terbatas hari ini. Dirjen Perkeretaapian Zulfikri mengatakan pengembangan elektrifikasi kereta api atau KRL Yogya–Solo merupakan komitmen Ditjen Perkeretaapian untuk menyediakan sarana Perkeretaapian yang efektif, efisien, dan terjangkau bagi masyarakat.
"Ini untuk mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden dengan mewujudkan transportasi yang berdaya saing, berteknologi, dan ramah lingkungan," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Sebelumnya, jalur kereta api Yogya-Solo telah dilayani Kereta Rel Diesel (KRD) Prambanan Ekspress (Prameks) yang terus mengalami peningkatan okupansi dan perpanjangan jalur hingga ke Stasiun Kutoarjo.
"Adanya KRL juga akan mendukung konektivitas transportasi di KSPN Borobudur dan mendorong kegiatan pemulihan ekonomi kawasan yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Selain itu secara teknis koridor, Yogya-Solo ini jalur ganda jadi lebih mudah dan lebih efisien pembangunannya," kata Zulfikri.
Pada saat beroperasi nanti, tarif yang dikenakan penumpang sebesar Rp8.000, sama dengan tarif KA Prameks yang selama ini sudah melayani koridor Yogyakarta-Solo. "Tarif untuk tahun pertama disamakan dengan tarif KA Prameks dan ini sudah mendapat subsidi PSO dari pemerintah," ujar Zulfikri.
Ke depan pengoperasian KRL Yogya-Solo ini akan terus dievaluasi untuk melihat okupansi serta animo masyarakat dalam menggunakan KRL. Adapun Kereta Prameks saat ini masih tetap beroperasi dengan penyesuaian waktu layanan KRL, yang nantinya akan digantikan kereta listrik.
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya mengatakan bahwa Pembangunan Elektrifikasi Jalur KA Yogya-Solo sepanjang kurang lebih 60 km ini dimulai konstruksi pada 2019 dan akan selesai di awal tahun 2021. Sampai saat ini telah dilakukan pengujian prasarana dan safety assesment untuk kesiapan operasi KRL Yogya-Solo.
"Serangkaian pengujian telah dilakukan termasuk safety assesment dan sinkronisasi sistem dengan kereta jenis lainnya. Hal ini untuk memastikan agar nantinya KRL Yogya-Solo siap beroperasi dengan aman,” katanya.
PT Kereta Api Indonesia (persero) juga membuka kembali sejumlah stasiun di lintas Yogyakarta - Solo yang sebelumya tidak melayani pengguna kereta. Sejumlah stasiun tersebut adalah Gawok, Delanggu, Ceper, dan Srowot.
"Dengan dibukanya kembali stasiun-stasiun ini untuk melayani pengguna, kami berharap dapat meningkatkan akses transportasi masyarakat sekitar sekaligus mendorong kebangkitan ekonomi lokal di tengah pandemi Covid-19," ujar Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo.