"Bungasari mendukung transisi energi dan upaya pemerintah menuju pencapaian target nol emisi pada 2060 dengan mendorong penggunaan EBT sebagai sumber pasokan energi. Sudah saatnya para pelaku industri di Tanah Air melakukan transisi menuju energi hijau guna mengurangi efek global warming yang menggancam ketahanan pangan," ujar Budianto, dalam keterangan, Kamis (24/11/2022).
Budianto mengungkapkan, upaya Bungasari melakukan transisi energi di pabrik di Medan terlaksana berkat kerja sama dengan PT Xurya Daya Indonesia, startup nasional penyedia jasa pembangunan PLTS atap.
Dengan beroperasinya proyek PLTS atap ini, Bungasari akan memproduksi sendiri energi listrik untuk kebutuhan pabriknya di Medan, dengan sumber tenaga surya sebesar 2.940.819 kilowatt-hour (kWh) per tahun atau setara dengan penghematan pengeluaran hingga Rp3 miliar per tahun.
Produksi energi listrik bersih tersebut juga setara dengan pengurangan karbon dioksida sejumlah 68.668.113 kg atau konsumsi listrik untuk 46,969 rumah atau green house gas (22.261.996 liter).
Selain itu, dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, Bungasari juga melakukan penghematan yang sebanding dengan penghematan emisi atas 14.704 kendaraan roda empat. Kemudian mendorong ekonomi hijau dengan perbandingan penanaman pohon sejumlah 881.414 pohon.